Peringatan!! : Tulisan yang ada dibawah ini nantinya akan sangat berbeda dengan judul yang tertera diatas.
♥♥♥ Ramadhan telah tiba ♥♥♥
telat, banget, Ci.
Saya cuma memutar ulang waktu sebulan yang lalu aja. Sebulan
yang lalu saya bahagia banget menyambut bulan penuh berkah ini. Nggak kayak
Ramadhan tahun-tahun sebelumnya, Ramadhan tahun ini membawa kesan lebih
'special' menurut diri saya sendiri. Kenapa? cuma saya dan Yang Maha Tahu yang
tahu.
Nggak kerasa sebulan lewat. Kali ini saya bilang 'nggak
kerasa' bener-bener nggak merasa, yang dalam artian "loh, kok udah mau
lebaran aja?" "lah kok udah mau syawal aja?" dan lho lho yang
lainya.
Jujur. Saya senang dengan datangnya bulan penuh ampunan ini.
Bulan dimana semua amalan dilipat gandakan, Senang banyak orang ramai-ramai
merayu Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Senang juga karena saya tahu, di bulan-bulan inilah ajangnya
menjalin tali silaturahmi. Kenapa? secara nggak langsung ritual acara buka
puasa bersama itu menjadi salah satu moment buat bersilaturahmi.
Walaupun banyak juga pandangan miring tentang negatifnya
acara bukber-bukber seperti yang terlampir di situs Hipwee.com yang gencar
disetiap malam bulan Ramadhan, tapi menurut pemikiran saya sendiri ini masih
dalam dampak positif.
Kenapa? Karena ini termasuk 'pilihan' dan bagaimana individu
masing-masing menyikapinya.
Memang, beberapa dampak negatif yang disebutkan dalam salah
satu artikel disana 'bisa jadi' memang banyak yang beranggapan seperti itu tapi
menurut saya kembali lagi, itu adalah 'pilihan' dimana individu tersebut bisa
menolak atau meng-iya kan. dan ini sepenuhnya BUKAN salah acara turun-menurun
yang dinamakan dengan BUKBER. Bukan.
Terlampir, Setuju atau tidak, di balik acara buka bersama,
ada misi terselubung pamer kekayaan dan pencapaian.
Justru, menurut saya, Bukber yang biasanya dilakukan oleh
sekelompok orang, bisa sekelompok pebisnis sukses, atau sekelompok remaja yang
lagi reuni SMA, reuni SMP sampai reuni SD, bisa menimbulkan dampak positif.
Alur pembicaraan bisa menjadi lebih luas dengan membicarakan karir
masing-masing. Bisa tahu pencapaian teman-teman kita seperti apa, berbagi tips
sukses, sampai berbagi kisah-kisah inspiratif agar semangat lebih membara.
Pamer kekayaan dan pencapaian? No. Mungkin itu sebagian kata yang terkadang
muncul apabila ada rasa iri dalam hati apabila tidak senang atau iri atas
pencapaian teman kita. Lagi pula niat pamer nya seseorang itu tidak ada yang
tahu, itu abstrak, itu.. ambigu. Darimana kita tahu dia pamer? Teman kita
membawa mobil pada saat bukber lantas mengganggap dirinya pamer kekayaan dan
pencapaian?. Sesungguhnya yang tahu akan niat seseorang itu hanya dirinya
sendiri dan Penciptanya. Siapa tahu dia membawa mobil karena takut hujan? ya
atau karena memang sekarang kendaraan itulah yang ia miliki. Dan apa salahnya?
Poin berikutnya, Tajuk utamanya sih buat sekalian
silaturahmi, tapi nyatanya malah fokus sama gadgetnya masing-masing.
Kembali ke diri masing-masing dan bagaimana suatu
perkumpulan itu menyikapinya. Sibuk ke gadget bisa ada banyak kemungkinan, bisa
mungkin keabisan topik pembicaraan? Bisa. atau megang gadget cuma untuk upload
foto di path atau instagram? Bisa. Bisa aja kan menciptakan suatu permainan
supaya ada interaksi? atau bertukar cerita. Jujur, saya dulu pernah jadi tipe
yang kayak gini HAHAHA sibuk sama gadget saat orang lain bercerita, dan itu
alasanya, 1. karena saya nggak tau mau menimpali cerita kayak gimana. dan 2. karena
saya bingung mau ngomong apa. HAHAHAHA. Tapi InsyaAllah sekarang mah nggak,
coba gak megang hp pas kumpul dannn coba ikutin alur pembicaraan aja walaupun
kadang ga ngerti atau bingung, ya maklum saya mah apa atuh pendiem /lalu di
tabok/
Jadi intinya urusan gadget mah ya bukan di bukber doang lah
ya.. pas lagi ngumpul pun juga banyak kok yang autis ke gadgetnya masing-masing
jadiii back to poin 'bagaimana individu itu menyikapinya'.
Poin selanjutnya, Bukber adalah momen tepat untuk bicara
keseruan masa lalu, tapi ujung-ujungnya malah jadi ajang gibah.
Yaaaa ini mah bukan salahnya bukber juga lah ya, mau dimana
aja juga bisa kok gibah😂 Kembali ke poin balik
lagi ke menyikapi keadaan , sebagai salah satu orang yang sadar kalau gibah itu
adalah perbuatan tercela mungkin bisa men-stop alur pembicaraan biar gak
merembet, jangan malah nambah-nambahin, ya alihin aja pembicaraan ke obrolan
netral yang nggak mengarah ke gibah, kayak ngomongin film bioskop yang lagi
hitzzz? "eh eh lu pada udah nonton Conjuring 2?" misalnya gitu.
"Ah udah lama itu mah gua nonton, norak lau" jawab satu orang temen.
"Anjir lu tau nggak? gua nonton yang midnight!" timpal temen yang
lain. dan bla bla bla jadi pada cerita pas mereka nonton conjuring 2 kan? and
no gibah😂
Acara bukber juga bisa bikin rasa gengsimu meninggi. Demi
prestis kamu rela boros deh~
Nggak kok, fair fair aja teman-teman saya mah pas lagi
diskusi tempat bukber "tempatnya yang pas dikantong juga dong" wkwk
jadi tergantung bagaimana cara memanage uang biar irit tapi tetep bisa kumpul,
kalau mikirin gengsi juga mah ga selesai-selesai
Bulan Ramadan harusnya jadi ajang memperbaiki diri, bukan
malah melewatkan solat Maghrib, Isya dan tarawih karena bukber.
Oh yang ini bener-bener ke individu masing-masing. HAMPIR
SELURUH bahkan SEMUA tempat makan atau restoran restoran menyediakan tempat beribadah
kok, bisa kan izin sebentar keluar dari kerumunan dan ke tembat sembahyang?
atau lebih bagus lagi mengingatkan "eh sholat magrib dulu yuk". Solat
terawih yang terlewat juga sebenarnya sangat disayangkan, tapi banyak pilihan
di tangan, bisa aja kamu milih pulang duluan? atau solat terawih secara
munfarid. Kalau solat isya kelewat? nggak mungkin lah ya kecuali kalau abis
bukber terus kelupaan ketiduran sampe subuh😂
Kamu bisa mengecewakan ibumu. Padahal dia sudah masak
makanan kesukaanmu supaya bisa melihat senyummu di meja makan.
Mengecewakan ibu bisa diantisipasi dengan kamu sudah bilang
jauh-jauh hari sebelumnya bahwa kamu nggak akan buka puasa dirumah pada hari
tertentu. Minta izin dan bilang kepada ibu 3 hari sebelum datangnya hari bukber
itu nggak masalah kalau menurut saya.. yang mengecewakan adalah, Pas lagi
kuliah terus mama udah masak dirumah, tapi tau-tau kok kamu nggak pulang pas
magrib padahal mama udah masak, nah karena takut dicariin baru deh dadakan sms
ngabarin kalo nggak pulang karena mau buka puasa bareng temen-temen kuliah..
nah, kalau begitu ceritanya mungkin aja bisa kekecewaan itu terjadi.
Kalau kamu pernah punya seseorang dengan cerita pahit di
masa lalu, bukber juga bisa mengungkit luka lama.
Yhaaaaaaaaa kumaha atuh maneh mah.
Sudah lah poin terakhir tak usah di bahas.
intinya gue nggak setuju aja kalau moment bukber yang hikmat
dan bisa jadi ajang menyambung tali silaturahmi ini banyak di kaitkan dengan
hal-hal negatif. Memang BENAR adanya hal negatif ini bisa terjadi, tapi itu
semua tergantung diri kita, kita mau NOLAK atau meng-IYA-kan. Selama niat kita
lurus untuk menyambung tali silaturahmi dan menepis kerinduan dengan kawan, why
not?
begitu adik adik sekalian.
sampai disini dulu perjumpaan kita,
salam sctv! /di tempeleng/
-----------------
Numpang ngeksis foto-foto bukber. Uhuk.
-------------------
Regards : cicicipta
Tangerang, 30 Juni 2016
Challenge : One Day One Post with Anissun
0 comments:
Post a Comment