God Of Study Fanfiction - Where's Your Father?
Story By : Suciati Cipta Sejati
Artworking By : Suciati Cipta Sejati
Inspiration : God Of Study (2010) Korean Drama
BeforeStory - Kindergarten Life
Cast :
Little Go Ah Sung as Young Kil Pulip
Little Lee Hyun Woo as Young Hong Chan Doo
Genre : Drama Kids - Fluff
Rating : T
Type : One Shoot
Type : One Shoot
Lenght :2247 Words
Annyeooong^^ ini Fanfic One Shoot pertama akuuuu hihihi, lagi lagi God Of Study, God Of Study lagi lagi hehehe masih demam nih XD hehe, Fanfic ini scene-nya kehidupan semasa Hong Chan Doo dan Kil Pulip masih TK atau masih di Taman kanak-kanak^^ hiihi, aku terinspirasi bikin ini dari drama aslinya tentunya, di drama aslinya menceritakan kalau Hong Chan Doo dan Kil Pulip bersekolah di TK yang sama, maka dari itu aku kefikiran mau bikin fanfic saat mereka masih TK hehehe, ok over all gomawo for visit and read^^
“Sampai jumpa oemma!”
“Belajar yang Rajin Chan Doo-ah!”
Ujar Oemma dan Appa Chan Doo sembari melambaikan tanganya
pada lelaki kecil kesayanganya, Chan Doo pun erlari memasuki sekolah taman
kanak-kanak tercintanya
***
“dam di dam didam dam dam”
“sya lala lala pam parampam~”
Chan Doo menari dan berdansa di taman bermain sambil
mendengarkan headphone kecil ditelinganya itu adalah hadiah dari ayahnya,
kakinya lincah melompat kesana kemari, ia sangat menggemari dance dan musik
“Beetsss”
“Ya! Itu headphone ku!”
“sekarang ini punyaku, hahaha”
Sesorang temanya mengambil headphone milik Chan Doo dan
membawanya lari
“Ya! Jangan lari kau itu dari ayah ku!”
Chan Doo terus mengejar anak itu
“Ya Tunggu!”
“Drap.. Drap...Drap...”
“Bruak!!!”
“aaaaa oemmaa.. “
Ketika Chan Doo mengejar dan menikung di lorong, ia menabrak
seseorang dan terjatuh
“aduh sakit sekali!”
dilihatnya seorang gadis kecil yang sedang memegangi
punggungnya yang sakit akibat terjatuh karenanya ulahnya
“Oh..? Gwechana?” tanya Chan Doo
“Oh..? Ya hanya sakit sedikit” ujar gadis kecil itu
“maafkan aku, aku tidak sengaja membuatmu jatuh”
“ya tidak apa-apa lagipula punggungku sudah tidak sakit”
“syukurlah..”
Chan Doo memperhatikan gadis kecil itu, sepertinya anak itu
asing baginya, dia belum pernah melihatnya
“kau anak baru ya?” tanya Chan Doo
“Ya.. aku baru mulai sekolah hari ini” ujar gadis itu sambil
tersenyum
“aah, perkenalkan aku Chan Doo, Hong Chan Doo” ujar Chan Doo
sambil mengulurkan tanganya
“Chan Doo? Aku Pulip, Kil Pulip” ujar gadis kecil itu yang
bernama Kil Pulip sambil tersenyum
Mereka pun berjabat tangan, awal mereka bertemu dan menjadi
teman kecil, teman bermain sejak kecil
***
“Kriiiing”
“hai anak-anak.. perkenalkan, mulai hari ini Pulip akan
belajar bersama kalian, belajar yang rajin dan bertemanlah denganya”
“Annyeong haseyo, namaku Kil Pulip, mohon bimbinganya” ujar
Pulip memperkenalkan diri sambil membungkukan badan
“baiklah Pulip, silahkan duduk di manapun kau mau” ujar guru
itu
“Pulip.. Pulip... sini!” ujar Chan Doo yang duduk di bangku
belakang sambil melambaikan tangan
“Oh? Chan Doo!” Pulip langsung menghampiri Chan Doo dan
ingin duduk disebelahnya
“aaah aku tidak bisa duduk disini Hong Chan Doo” ujar Pulip
Pulip melihat bahwa kursi disebelah Chan Doo sudah di duduki
oleh seseorang
“Mwo?” Chan Doo langsung menengok ke arah bangku
disebelahnya
“hei kau, maukah kau pindah kedepan, biarkan Pulip duduk
disini” ujar Chan Doo
“ya baiklah..” ujar anak yang duduk disebelah Chan Doo,
guru itu pun menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah
anak muridnya itu
akhirnya anak yang duduk disebelah Chan Doo pun pindah ke
bangku depan lalu Pulip duduk disebelah Chan Doo
***
“Kriiiiing”
“baiklah anak-anak silahkan istirahat”
“yeeeeaaaayyy!!”
Anak anak murid bersorak gembira, mereka mulai berhamburan
keluar kelas dan bermain
“Hei kau Kau Kil Pulip? Perkenalkan aku Park Jun Soo” ujar
anak laki-laki yang bernama Park Jun Soo itu
“ya, aku Pulip” lalu mereka berjabat tangan
“hei Jun Soo, kembalikan Headphoneku!” ujar Chan Doo yang
berada disamping Pulip dengan kesal
“kenapa? Aku juga menginginkanya” ujar Jun Soo
“kau minta dibelikan saja pada Appa-mu jangan ambil
punyaku!” ujar Chan Doo
“aah aku tidak mau! Alu inginkan punyamu!” ujar Jun Soo
keras kepala
“aaah kau ini menyebalkan!” dumal Chan Doo kesal
“hei Pulip, apa kau lapar? Aku bawa roti 2, ini satu
untukmu!” ujar Jun Soo sambil mmberikan roti tersebut pada Pulip
“waah gomawo Jun Soo” ujar Pulip senang menerima roti itu
“ya.. makan lah”
Lalu mereka berdua makan roti itu dengan lahab
“hei Jun Soo, kembalikan head[hone ku” ujar Chan Doo masih
sebal
“sudah kubilang aku juga menginginkanya” ujar Jun Soo keras
kepala
“hei Jun Soo, boleh aku Pinjam headphone itu?” pinta Pulip
“ya.. tentu saja!”
Kemudian Jun Soo langsung memberikan headphone itu pada
Pulip
“waaah ini bagus sekali” ujar Pulip terkesima, lalu Pulip
memakainya
“itukan punyaku!” dumal Chan Doo kesal
“na.. nanana..daradam..” Pulip mendengarkan musik dan
menikmati musik itu
“aaah ini bagus sekali” ujar Pulip lalu melepaskan headphone
itu dari kepalanya
“Chan Doo, ini milikmu” Pulip langsung memakaikan headphone
itu pada Chan Doo
“Waaah punyaku!” Chan Doo senang menerima kembali headphone
miliknya
“hei kenapa kau berikan padanya?” tanya Jun Soo sebal
“karena itu punya Chan Doo” jawab pulip
“huuuuhhh!!” Jun Soo kesal dan langsung pergi dari hadapan
Pulip dan Chan Doo
“waaah gomawo Pulip-ah!” ujar Chan Doo senang dan
berterimakasih pada Pulip
“yaa, sama-sama” ujar Pulip sambil tersenyum
***
Keesokan harinya..
“ahaaa akan aku letakan mainan ini di bawah meja Pulip”
“Pulip pasti akan
sangat terkejut dan senang menerima mainan ini, ini tanda terimakasihku karena
dia sudah membantuku mendapatkan kembali headphoneku” ujar Chan Doo gembira
Lalu Chan Doo segera meletakan mainan mini berbentuk cicak
itu di bawah meja Pulip
“Kriiiing”
Bel masuk pun berbunyi dan Pulip pun tiba disekolah dan
duduk ditempat duduknya
“baiklah anak-anak.. kita mulai pelajaran menggambar hari
ini, silahkan ambil buku gambar kalian masing masing di bawah meja kalian” ujar
Guru itu
Lalu Chan Doo langsung senang dan memperhatikan Pulip, ia
tidak sabar menunggu reaksi Pulip yang gembira menerima hadiah mainan itu
darinya
Pulip pun langsung memasukan tanganya kedalam laci bawah
meja miliknya
“hei Pulip-ah, apa kau menemukan sesuatu?” ujar Chan Doo
tidak sabar
“oh? Sesuatu apa?” tanganya masih mencari-cari di bawah laci
meja
“cari saja kau pasti senang” ujar Chan Doo dengan gembira
Tangan Pulip masih terus mencari cari kedalam lac meja
“Oh apa ini..?” Pulip mulai memegang sesuatu yang
kelihatanya aneh
“Ya ya itu dia! Coba keluarkan!” Ujar Chan Doo tidak sabar
Lalu Pulip perlahan mengeluarkan sesuatu yang elastis itu
dari laci mejanya
“aa.. ini.. ini...cicaaakk?”
Pulip terkejut melihat mainan elastis
berbentuk cicak itu di tanganya
“yaaa! Bagaimana menurutmu?
itu dariku!” ujar Chan Doo gembira
“aaaaaaaaaaaa Cicaaaaak!!! Aku takut cicaaaak!!” Pulip
berteriak histeris dan melemparkan mainan cicak itu dari tanganya
“ke? Kenapa?” Chan Doo bingung melihat Pulip yang histeris
melihat mainan cicak tersebut dan membuangnya
“kenapa? ini kan bagus..ini untukmu” Chan Doo mengambil
kembali mainan cicak tersebut dan mulai memberikanya pada Pulip
“aaaah jaihkan itu aku takuuuut, bu guruuuu huaaaa..” Pulip
langsung menjerit dan berlari memeluk bu guru
“ada apa? Pulip? Hei kenapa menangis?” uajr guru itu sambil
memeluk pulip
“Chan Doo... Chan Doo.. hiks” pulip menangis sambil menunjuk
ke arah Chan Doo
“Chan Doo.. kau tidak boleh menjahili Pulip seperti itu”
ujar guru itu pada Chan Doo
“aah? Tidak sem, aku hanya...”
“sudah.. ayo sekarang minta maaf pada Pulip” ujar guru itu
“baiklah” ujar Chan Doo dengan nada rendah dan menyesal
“Pulip-ah maafkan aku..” ujar Chan Doo sambil mengulurkan
tanganya
“hiks...hiks..” Pulip masih menangis dan membuang mukanya
dari Chan Doo, ia tidak mau memaafkan Chan Doo
“baiklah, aku menyesal maafkan aku” Chan Doo terus minta
maaf tetapi Pulip terus membuang mukanya
“yasudah kalian kembali ke tempat duduk kalian, ayo kita
lanjutkan pelajaran” ujar guru itu
Kemudian Chan Doo dan Pulip kembali ke tempat duduk mereka
dan mulai pelajaran
“sstt.. hei Pulip-ah.. maafkan aku” ujar Chan Doo berbisik
pada Pulip
“huuh” Pulip tetap membuang mukanya, Chan Doo pun tertunduk
sedih
***
Keesokan harinya, Pulip masih tetap saja marah dan
mengacuhkan Chan Doo
“anak-anak.. hari ini kalian akan tetap masih disini hingga
sore, kita akan berlatih menari dan bernyanyi untuk pentas seni yang diadakan
besok, ibu sudah menyuruh orang tua kalian datang pada saat makan siang untuk
membawakan kalian makanan, bagaimana?” ujar guru itu
“yeaaaayyy!!! Baiklah buuuu” serempak anak anak menjawabnya
“sssttt Pulip-ah, seru ya kita akan lebih lama bermain
sampai sore” bisik Chan Doo pada Pulip yang berada disebelahnya
“huuuh” Pulip masih marah dan membuang mukanya
***
Sore pun tiba, semua anak-anak berlatih menari dan menyanyi
untuk acara pentas seni besok
“anak anak, orang tua kalian sudah datang.. kalian
beristirahatlah dan mulai makan dengan lahab” ujar Guru itu menyuruh anak
muridnya untuk berhenti dari kegiatanya dan mulai makan
“horeeeeeeeeeeeeee!!” semua murid itu langsung berhamburan
menghampiri orang tuanya masing masing
“Chan Doo-ah!!” ujar oemma dan Appa Chan Doo melambaikan
tanganya
“oemma! Appa!” Chan Doo berlari menghampiri orangtuanya
“ini, ibu buatkan roti isi kesukaanmu, makanlah” ujar oemma
Chan Doo sambil memberikan Chan Doo kotak makanan yang berisi roti isi lezat
“waaaah terimakasihoemma appa!” Chan Doo dengan segera
melahab roti isi kesukaanya
Sambil mengunyah makananya, ia melihat lihat sekelilingnya..
“ha? Kil Pulip?”
Ia melihat Kil Pulip seorang diri sendirian duduk di bangku
sudut sana sambil memperhatikan anak lainya memakan makanannya
“oemma appa, aku pergi kesana sembentar”
“o..oh? mau kemana?”
Lalu Chan Doo dengan segera menghampirinya sambil membawa
kotak makananya
Lalu ia duduk disebelah Pulip
“Pulip-ah..” panggil Chan Doo
“Oh? Huuh” Pulip menengok ke arah Chan Doo dan masih
membuang mukanya
“kau masih marah padaku?” ujar Chan Doo
Pulip terus membuang mukanya tanpa bicara sedikitpun
“maafkan aku, aku tidak bermaksud menjahili bahkan
menakutimu” ujar Chan Doo pada Pulip
Tetapi Pulip terus membuang mukanya tanpa menengok pada Chan
Doo yang berada disebelahnya
“kau tidak lapar? Kenapa kau tidak makan?” tanya Chan Doo,
pulip hanya menggelengkan kepalanya tanpa menengok sedikitpun kepada Chan Doo
“makanlah punyaku, aku punya banyak” ujar Chan Doo lalu
sambil memberikan kotak makananya pada Pulip
“aku tidak lapar..” ujar Pulip sambil tetap membuang mukanya
“Kruyuuuukk~”
Tiba-tiba perut Pulip berbunyi tanda ia lapar, Pulip
langsung memegangi perutnya, dan Chan Doo pun melihat ke arah perut Pulip
“tuh perutmu bunyi, tandanya kau lapar, makanlah” ujar Chan
Doo sambil memberkan otak makan-nya pada Pulip
Lalu Pulip mulai melirik ke arah kotak makan Chan Doo dan
mulai mengambil sebuah roti isi didalamnya dan mulai memakanya
“nah.. bagaimana? Enak kan? Itu roti buatan oemma-ku” uajr
Chan Doo
Pulip terus mengunyah makananya dengan lahab bersama Chan
Doo yang duduk disebelahnya
“gomawo Chan Doo-ah..” ujar Pulip sambil terus memakan
makananya
“Oh...? yaa tentu saja sama-sama” ujar Chan Doo senang
akhirnya Pulip kembali berbicara denganya
Kedua orang tua Pulip memandang dan memperhatikan dari jauh
sambil tersenyum senang dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya
yang amat disayanginya
***
Hari pentas seni pun tiba, Chan Doo dan Pulip menari dengan
riang di atas panggung, semua tampak senang,
Kini saatnya pembacaan surat dan pesan dari ayah mereka
untuk anak-anaknya, dan sekarang adalah giliran ayah Chan Doo yang membacakan
surat dan pesan untuk anak kesayanganya Chan Doo
“Untuk anak bungsu
saya tercinta Chan-doo. Mungkin karena kau lahir terlambat, tapi dibandingkan
dengan kakak dan adik, kami merasa sangat sayang dengan mu. Secara khusus, kami
selalu khawatir karena dirimu sering sakit sejak kau masih bayi. Jadi ketika
saya mendengar tawa sehat mu, saya merasa senang. Tak ada lagi yang saya
harapkan di dunia ini. Orang-orang mengatakan bahwa belajar dengan baik adalah
cara terbaik untuk menjadi anak yang baik, tetapi kami hanya berharap dapat
melihat mu tumbuh menjadi sehat dan bahagia. Terima kasih telah hadir bersama
kami. Kami mencintaimu, Chan-doo-ah..ah” ujar ayah Chan Doo membacakan
surat untuk Chan Doo pada hari itu
Pulip yang melihatnya sangat terkesima, ia sangat
mengnginkan sosok ayah seperti itu, ia selalu berharap untuk mempunyai ayah
seperti itu, seperti ayah Hong Chan Doo
Semua para ayah telah membacakan surat untuk anaknya,
kecuali Pulip, pada hari itu Pulip hanya datang bersama ibunya, tanpa seorang
ayah disisinya
Pentas seni itu pun usai...
“oemma appa, aku ingin bermain disini sebentar, jangan
pulang dulu!” ujar Chan Doo
“oh? Baiklah, kami menuggu disini Chan Doo-ah..” ujar oemma
Chan Doo
“Pulip-ah!”
“oh? Chan Doo ah” sapa pulip melambaikan tangan
Chan Doo menghampiri Pulip yang sedang duduk ditaman bersama
ibunya, lalu duduk disebelahnya
“Pulip-ah, oemma pergi membeli minuman sebentar, kau tunggu
disini bersama Chan Doo ya..” ujar oemma Pulip sambil mengelus rambut Pulip
lalu pergi membeli minuman
“hai Pulip-ah..”
“hai Chan Doo”
Mereka duduk di bangku taman sambil berbincang bincang
“oh ya.. ini untukmu..”
“whoaaah.. gomawo Chan Doo”
Pulip terlihat sennag menerima boneka kucing kecil pemberian
Chan Doo itu
“maafkan aku Pulip-ah, aku tak bermaksud mnakutimu, aku tak
tau ternyata kau takut cicak, padahal kupikir mainan tu keren dan kau akan
menyukainya” ujar Chan Doo
“ya.. aku sudah tidak marah lagi padamu’ ujar Pulip dan
tersenyum Pada Chan Doo
“ini hadiah dariku, tanda terimakasih karena kau telah
membantuku mendapatkan kembali headphoneku” ujar Chan Doo
“waah aku sangat menyukai ini” ujar Pulip senang sambil
terus memandangi boneka kucing tersebut
Chan Doo dan Pulip sangat senang karena akhirnya mereka
telah berbaikan, Chan Doo pun sennag karena akhirnya Pulip menyukai hadiah
darinya
“hmm.. hei Pulip-ah..”
“Oh?”
“kenapa tadi ayahmu tidak membacakan surat dan menyampaikan
pesan padamu?” tanya Chan Doo heran kenapa tadi hanya ayah Pulip yang tidak
membacakan surat untuk Pulip
“oh?.. ayahku.. tidak datang” jawab Pulip
“kenapa? Apa kau tidak menyuruhnya datang?” tanya Chan Doo
kembali
Pulip tidak menjawab dan hanya menunduk sambil menggelengkan
kepalanya
“mwo? Lalu? Kenapa? Kemana ayah mu?” tanya Chan Doo kembali
“ayahku... tidak ada..” ujar Pulip dengan nada rendah
“a..apa?” Chan Doo kaget mendengarnya
“ya.. aku tidak ingat, yang aku ingat dulu ayah pergi
meninggalkan rumah dan tak pernah kembali lagi” ujar Pulip sambil menundukan
kepalanya
“a... ah.. maaf” ujar Chan Doo
Pulip terus menundukan kepalanya dan matanya mulai
berkaca-kaca
“he...hei jangan
bersedih!” ujar Chan Doo
Tetapi Pulip terus menundukan kepalanya dan bersedih
“Ya Pulip-ah! Apakah kau akan menyerah?” ujar Chan Doo
dengan penuh semangat memberikan semangat pada Pulip
“oh?” Pulip menoleh ke arah Chan Doo dan kebingungan
“apakah kau akan terus bersedih dan menjadi seorang anak
perempuan yang lemah?” ujar Chan Doo kembali
“a.. tentu saja tidak..” jawab Pulip
“baiklah! Tersenyumlah! Berjanjilah kau akan terus berusaha
tersenyum Pulip-ah!” ujar Chan Doo memberi Pulip semangat
“ter... tersenyum?”
“ya.. dan aku janji akan selalu membuatmu tersenyum, aku
akan terus bermain bersamamu, aku akan terus menemanimu bermain dan tak akan
meninggalkanmu sendirian!” ujar Chan Doo dengan penuh semangat
“Oh? Jinjjayo?” mata Pulip mulai berbinar mendengar ucapan
Chan Doo
“Ya.. tentu saja!” ujar Chan Doo lantang
“Janji?” Pulip menunjukan jari kelingkingnya
“Janji!”
Chan Doo balas menunjukan jari kelingkingnya dan mengukir
janji kelingking pada gadis kecil yang saat itu duduk di sebelahnya, Kil Pulip
Chan Doo POV
Aku janji Pulip-ah.. aku akan jadi pengganti Appa untukmu, dan aku juga akan menjadi kakak
laki-laki sekaligus teman baik untukmu.. aku akan membuatmu tertawa dan dapat bermain
dengan gembira selamanya... aku janji..
END
Regard : @cicicipta
0 comments:
Post a Comment