- Tell Me Your Reason -
Part 6
Main Cast
Choi Minho | Goo Hara | Jang Wooyoung
Other Cast
Summary :
Terkadang apa yang kau lihat belum tentu seperti apa yang terjadi, aku tahu itu. tapi semua itu sulit.. karena aku benar-benar melihatnya. aku harus bagaimana? masihkah bisa aku mempercayaimu, Minho?
BRAAKK
“Omona!”
Nyonya Goo yang sedang sibuk di hadapan meja makan, menata
piring dan sumpit ditempat yang benar, sontak terjingkat karena bantingan pintu
ulah putri sulung di keluarga itu.
Goo Hara, memasuki rumah dengan terengah-engah, nafasnya
tersenggal didera darah yang mengalir cepat, dirasakanya jantung yang berdegup
makin kencang, terpancar dikala rona wajahnya yang telah merah padam.
Hara masih terlihat kacau sambil memunggungi pintu utama yg
berhasil ia banting tadi,
“Hara-yah, kau ini kenapa? Seperti habis dikejar hantu?”
tanya nyonya Goo pada putri kesayanganya itu
Hara masih sibuk mengatur nafasnya
“A- Aniya..” jawabnya singkat,
berfikir saja ia belum mampu untuk menjernihkanya
“Hm? kau aneh sekali”
Nyonya Goo tidak ambil pusing perihal anaknya yang satu ini,
pascanya ia memang sangat bersemangat dan energic. Ia pun kembali berkutat
dengan aktifitasnya menyiapkan makan malam
Lantas Hara langsung menyambar gelas yang tersusun rapi di
meja makan, menuju kulkas dan mengambil beberapa liter air menaruhnya digelas
itu, kemudian ia meneguknya dengan cepat
Nyonya Goo hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat
tingkah aneh Hara,
“Kau pulang terlambat,
apa kau pulang bersama seniormu itu lagi?”
UHUK
Sontak Hara tersedak oleh minuman yg sedang ia minum,
menyemburkan beribu bulir air yang ada di mulutnya, membuat berantakan rumah
dengan air yang bececeran dimana-mana
Mata nyonya Goo membulat “Hara- yah! Kau ini kenapa?!”
“umma! kenapa terus bertanya padaku?!”
Hara yang kehabisan kata kata melangkahkan kakinya dengan
cepat dan bergegas menuju kamarnya
BRAKK
Bantingan pintu yang kedua sukses membuat eomma-nya terkejut
untuk yang kedua kali, spontan nyonya goo mengelus dadanya
“Ada apa sih dengan anak itu”
***
Sesampainya Didalam kamar,
Hara langsung mebenamkan rona merah padam di wajahnya
kedalam bantal pink kesayanganya, Hara yang notabene nya adalah anak yang ceria
dibuat kebingungan oleh kejadian barusan,
hah mengingatnya saja sudah membuat Hara mengerjapkan
matanya beberapa kali-
Hara masih dapat merasakan hembusan angin malam yang
barusaja ia rasakan, Hara yakin betul jika ia tidak sedang bermimpi
Hara masih dapat merasakan jemari seniornya itu menyentuh
sudut bibir mungilnya, mendekatkan wajahnya, dan mulai menghapus jarak satu
sama lain dan- Ah~
Sekali lagi Hara membenamkan wajahnya pada bantal tak
berdosa yang sekarang sedang menjadi obyek pelampiasanya,
-
Sementara diluar rumah,
Jang Wooyoung, masih berdiri tegap disana, masih dapat
mendengar keributan yg diciptakan Hara didalam rumah barusan, Wooyoung
menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sekali lagi senyuman mulai terkembang di
wajahnya, sedikit terkikik geli oleh kelakuan yeoja manis yang barusan berhasil
ia goda.
“Selamat Malam Hara” gumamnya sebelum ia berbalik dan
melangkahkan kakinya menjauhi rumah itu.
***
“Hara-yah!”
Hara terjingkat oleh teriakkan eommanya dari luar kamar,
Hara mengangkat wajahnya yang sedari tadi masih ia benamkan, Hara hampir saja
tertidur jika eommanya tidak berteriak membangunkan Hara
“Ah- Waeyo umma?” jawab Hara malas-malasan
“Garam habis, kau belilah di mini market didepan jalan”
“Kenapa harus aku?” protes Hara
“Siapa lagi? ayahmu belum pulang dan ibu harus dirumah untuk
menunggu sup iga matang”
Hara menggaruk kepalanya dan meregangkan tanganya, ingatanya
masih tentang seniornya yang tadi bersikap diluar- dugaan.
“Ne”
Jawab Hara, Hara dengan gontai menuruni ranjang tempat
tidurnya dan membuka lemari pakaian, mengambil mantel hangat yang akan
menjaganya dari angin malam
Hara mengambil uang yang diberikan eommanya dan mulai
berjalan keluar rumah
“Hati-Hati”
Ujar eomma yang masih bisa Hara dengar sebelum ia menutup
pintu rumah
***
Hara mengepalkan tanganya dan memasukanya kedalam saku
mantel hangat yang ia kenakan, tiap langkah kaki nya ia nikmati dengan seksama,
menghirup udara malam kota Daegu, kota kelahiranya yang sangat ia cintai
Beribu bintang diatas sana berkedip seraya mengucapkan
selamat malam padanya, suasana kota itu masih ramai oleh pejalan kaki, Seperti apa ya langit malam di ibukota Seoul?
Fikirnya, dalam benaknya ia ingin sekali mengunjungi Seoul,
kota metropolitan yang sering diperbincangkan orang, ia hanya pernah sekali
kesana dan itupun saat ia masih kecil, jadi, Hara tidak ingat betul bagaimana
aroma udara disana. Ohya, bukankah Minho murid pindahan dari Seoul? –Ah lalu
kenapa? Kenapa tiba tiba memikirkan Minho? -
Suasana ramai perlahan memudar, Hara melirik jam di
tanganya, jarum jam tepat menunjukan pukul 8, perut Hara pun sudah terasa
lapar, Hara harus bergegas menuju mini market dan kembali kerumah untuk makan
malam.
Setelah melewati tikungan jalan itu, maka Hara sudah sampai
ditempat tujuanya,
Deg
Belum sempat melewati tikungan itu, langkah kaki Hara
terhenti oleh sosok tinggi tegap dihadapanya, cahaya lampu jalan dapat
menerangi orang itu dengan sempurna, terlihat jelas Namja itu sedang
bersembunyi dibalik tikungan sambil memperhatikan
sesuatu dibalik tikungan itu.. ya tikungan yang akan Hara lewati
Namja itu menundukan wajahnya, matanya memancarkan cahaya
kesedihan, sirai matanya penuh dengan sorotan terluka, mata bulat itu, hidung
mancung itu, tubuh tinggi menjulang itu- Choi Minho.
Hara hampir mengerjapkan matanya berkali-kali tidak percaya
dengan orang yang sedang ada didepanya
Terlihat minho kembali mengangkat wajahnya, mengamati
sesuatu dibalik tikungan itu, bergejolak rasa penasaran timbul dihati Hara,
Hara pun mengikuti sorotan mata Minho, tanpa seizin dan sepengetahuan Minho,
Hara ikut mengamati obyek yang sedang diperhatikan sedari tadi oleh Namja
dingin itu, berjarak beberapa langkah dibelakang Minho, mata indah Hara mulai
mengamati keadaan di Hadapanya.
Tidak perlu menunggu beberapa lama, Mata Hara menangkap
seorang wanita yang tidak asing baginya berjalan keluar dari Mini Market tempat
tujuan utama Hara, Hara melirik Minho, sepertinya, Memang wanita itulah yang
sedang menjadi sorotan utama mata Minho.
Tidak, bukan hanya dia, wanita itu tidak sendirian, dia
berjalan keluar mini market itu berdampingan dengan seorang pria, dan tepatnya-
bergandengan tangan.
Ya, Wanita itu tersenyum bahkan tertawa, pria yang sedang
menggenggam jemari wanita itu tampak sangat hangat, mereka berjalan menuju
mobil yang mereka parkirkan tak jauh dari mini market itu
Victoria Song!
Ya aku ingat, wanita itu adalah Victoria Song, wanita yang
pernah kutemui dirumah sakit ketika Minho rirawat disana, Wanita yang pernah
kulihat mengunjungi sekolahku, seorang Wanita modis yang begitu mapan, yang
tidak lain tidak bukan adalah seorang model majalah terkenal, ya tidak salah
lagi, dialah orangnya.
Tapi pria yang bersamanya itu? Siapa?
Aku masih mengira bahwa Minho adalah kekasih Victoria, namun
kulihat kini Victoria sedang bersama lelaki lain yang sepertinya bersikap
seperti layaknya sepasang kekasih, lalu apa hubungan Minho dengan Victoria? Dan
mengapa Minho juga ada disini?
Begitu banyak pertanyaan memuncak memenuhi otak Hara,
membuatnya tak mampu untuk memikirkan hal lain selain Minho dan Victoria.
Chu~
Mata Hara semakin membelalak ketika ia lihat dua pasang
kekasih yang sedang ia perhatikan itu berciuman tepat dihadapanya, berbagi
cinta dikala malam yang seakan hanya milik mereka berdua, hal itu tak lama ia
lihat sebelum akhirnya sepasang kekasih itu memasuki mobil dan menjalankan
mobilnya.
Hara hampir lupa bahwa
jaraknya dengan Minho hanya beberapa langkah didepanya, Hara mendapati
Minho dengan aura kemarahan yang amat sangat, raut wajahnya kusut bak sesuatu
hebat menimpanya, kenapa Minho? Kenapa pemandangan itu begini menyiksamu?
Terlihat tangan Minho mengerat, jemarinya mulai mengepal,
dan
BUGH
“Omona!”
Sontak Minho menoleh kebelakang, Hara cepat cepat menutup
mulutnya dengan tangan.. namun sia sia, Hara tertangkap basah oleh Minho yang
kini sudah mengetahui keberadaan Hara, bodohnya Hara kenapa harus bersuara di
saat seperti ini!
“kau?!” Minho terkejut melihat Hara yang berada
dibelakangnya
“Ah~ maaf aku..”
“Sejak kapan kau disitu?!”
potong Minho, matanya tajam menatap Hara, amarah memuncak dan nada
suaranya meninggi,
“A-aku, Mini market, Ah- itu..” entah kenapa Hara pun tak
mengerti mengapa ia bisa sebegini gagapnya menghadapi keadaan Minho yang
seperti ini
“Argh~”
Erang Minho secara tiba tiba, Hara terkejut melihat darah
mengalir deras pada tangan kanan Minho, Minho tampak kesakitan,
ini pasti karena amarah Minho yang ia lampiaskan dengan mendaratkan
tinjuan pada dinding jalan barusan.
“Minho-ya!”
Hara bergegas menghampiri Minho, memopoh pergelangan tangan
Minho dengan penuh Rasa Khawatir “kau baik baik saja?”
Minho masih meringis kesakitan, merasakan nyeri di seluruh
tanganya,
“Ayo kita ke klinik, letaknya tak jauh dari Mini market,
sebaiknya obati dulu supaya darahnya berhenti mengalir” Ujar Hara
Minho masih diam, Hara masih sibuk meraih sapu tangan yang
ada di tasnya lalu mencoba membalutkan sapu tangan itu sebagai pertolongan
pertama “Lagi pula, kau kenapa? Wanita itu.. siapa dia?”
Hening
Sedetik kemudian mata Hara membulat, gawat, sepertinya Hara
sudah mengatakan kata kata yang seharusnya tidak ia katakan, dengan takut Hara
melirik Minho, Minho diam mematung, ekspresi wajah Minho sulit di artikan, Hara
memutar otak mencoba mencairkan suasana
“Ah sudahlah, ayo kita ke kilinik” Ujar Hara sembari menarik
tangan Minho, tapi Minho hanya diam
Hara kebingungan “Lho? Kenapa? Ayo cepat”
“CEREWET!”
Bentak Minho, Hara dengan spontan melepas genggamanya pada
pergelangan tangan Minho, dan mundur beberapa langkah darinya
Mata elang Minho kini menatap Hara dengan penuh Emosi
“Kenapa kau mencampuri urusanku, Hah?!”
“Kau itu siapa? Memangnya kau peduli apa padaku?!”
“Wanita cengeng sepertimu tak akan pernah tahu urusanku,
PERGILAH! AKU TAK BUTUH BELAS KASIHANMU!”
Bentak Minho bertubi-tubi sebelum ia pergi meninggalkan
Hara, Nafas Hara tersenggal, dirasakan sakit di dada oleh semua ucapan yang
barusan keluar dari bibir Minho
“Minho- ya!”
Panggil Hara, namun Minho tak mengindahkan bahkan menoleh
sedikitpun, lantas Minho menghilang dibalik tikungan itu,
Hara lemas, entah apa yang membuatnya begini,
bukan, bukan karena sakit hati oleh ucapan sadis yang di
lontarkan Minho barusan, melebihi itu, Rasa sesal. Ya, rasa sesal membelenggu
Hara
Menyesal karena telah menyakiti Hati Minho, membuatnya
semakin marah dikala keadaan yang sedang menimpanya, Hara menyesal, telah
mencampuri hal yang tak sepantasnya ia urusi,
Dengan gontai Hara berbalik arah dan menuju jalan pulang,
melupakan tujuan utamanya
Beberapa menit kemudian Hara memasuki rumahnya
“Hara, mana garamnya?” tanya eommanya
“Ah- aku lupa” Jawab Hara singkat, lantas ia langsung
melangkahkan kakinya menuju kamar
“Mwoya?! Lalu kau mau makan makanan tanpa garam hah?” Hara
semakin membuat eommanya tak mengerti dengan sikap anehnya sedari tadi
“Makan saja dengan Appa, aku tidak lapar”
Jawab Hara sebelum ia menutup pintu kamar miliknya, eommanya
dibuat kesal oleh tingkah anaknya barusan, apa apaan Hara itu?!
Hara menjatuhan tubuhnya ke atas ranjang, merelaksasikan
tubuhnya ke zona nyaman di atas bantal, Hara teringat insiden barusan, di
raihnya bantal pink kesayanganya yang ia jadikan obyek pelampiasan belum lama tadi
Tapi kini apa yang ia fikirkan berbeda, bukan lagi pemikiran
tentang tingkah diluar dugaan seniornya itu, melainkan, Minho
“Mianhae Minho, Bukan seperti itu maksudku.. “ gumam Hara
sebelum ia membenamkan kembali wajahnya kedalam bantal itu.
***
Tepat Pukul 7 pagi, Hara tiba disekolah, suasana riuh
menjadi pandangan pertama yang ia lihat disekolah
“Oppa!! Semangat!”
“Wooyoung Oppa Fighting!”
Sorak sorai sekumpulan yeoja penghuni sekolah ini pun pecah,
Jang Wooyoung, kapten basket itu kini berdiri tegap berjalan memasuki lapangan
lengkap dengan seragam basket merahnya, di ikuti tim-nya, Key, Dojoon,
Dongwoon, dan- yah.. Minho sepetinya belum datang
Hari ini sekolah dibebaskan dalam pelajaran, hari yang
begitu membuat semua murid bergebu gebu, yaitu pertandingan basket yang sangat
di nanti nantikan, melawan SMA faforit di kotanya ini, Ceongdam Senior High
School.
Hara dapat melihat sosok Wooyoung dari kejauhan, seketika ia
teringat akan kejadian tadi malam Ah- tidak tidak tidak, Hara mencoba mencegah
agar rona merah padam itu tidak hadir di wajahnya, kini Hara mulai menepuk
nepuk pipinya sendiri
“Hara- Ya!”
Terlihat dari kejauhan, kedua sahabat Hara, yakni Seohyun
dan Nana sedang berlari ke arahnya,
Seohyun langsung merangkul sahabatnya itu dengan sayang,
“Annyeong Hara selamat pagi!”
“Pagi!” Sapa Hara pada Seohyun
“Haraaaa aku gak sabar banget nonton pertandingan!” ujar
Nana begitu bersemangat
“Ya Ya Nana benar, ayo kita langsung mengambil tempat di
lapangan, agar dapat melihat dengan jelas!” Ujar Seohyun yang tak kalah
semangatnya dengan Nana
Hara melirik jam di tanganya dan mulai mengerutkan alisnya
“Hei ini masih jam 7 pagi.. bukankah pertandingan dimulai jam 8 ?”
Seohyun terlihat bingung “Ya memang jam 8, terus kenapa?”
“kenapa harus buru-buru mengambil tempat duduk? Lagi pula
pertandinganya kan masih lama” tungkas Hara mencari alasan, bahwasanya, ia
masih malu bertemu dengan seniornya itu
Nana mendelik “Aish Hara jinjja, kalau tidak cepat cepat
nanti kita tidak dapat tempat duduk yang bagus, ayo cepat kita mencari tempat
duduk!”
Tanpa seizin Hara, kedua temanya itu langsung menarik tangan
Hara tanpa aba aba,
“Ya..!”
***
Hara, Seohyun dan Nana sudah mengambil tempat duduk paling
depan yang sangat bagus, dapat dipastikan semua pemain yang sedang bertanding
nanti dapat dilihat dari sana, Hara duduk pasrah dalam diam, sebenarnya dia
amat sangat bersyukur dapat duduk di tempat itu, karena dia memang sangat ingin
menonton pertandingan itu, hanya saja.. sepertinya ia masih belum siap jika bertatap
muka dengan seniornya
Ya, Hara dapat melihat Sang kapten basket itu sedang disana,
disudut lapangan bersama timnya, sedang melakukan pemanasan-
Beberapa menit kemudian mereka selesai melakukan pemanasan,
Detak jantung Hara makin berdegup kencang ketika didapati Jang Wooyoung, senior
sekaligus kapten basket itu menoleh ke arahnya dan mulai menghampirinya
Tolong jangan sekarang, wajahku jangan berubah warna lagi,
kumohon
Melihat keadaan ini Nana sontak menyenggol Hara dengan
sikutnya “Hara, Wooyoung kesini tuh”
Wooyoung pun tiba dihadapan Hara
“Pagi Hara” Sapa Wooyoung ramah,
Hara berusaha bersikap senormal yang ia bisa “Ne oppa selamat pagi” Hara tersenyum
“haha, maafkan tindakanku semalam Hara, tenang saja aku tak
akan melakukanya” Ujar Wooyoung sambil mengacak-acak rambut Hara seperti
biasanya
Seohyun dan Nana yang melihat keadaan ini pun ikut ricuh
sendiri
“A-Ah ne oppa” ujar Hara sembari menundukan wajahnya
“Beri aku dukungan Hara, aku akan memenangkan pertandingan
ini!” Ujar Wooyoung penuh semangat
Lantas Hara membentuk kepalan di kedua tanganya “Pasti Oppa, Fighting!” Ujar Hara memberi
semangat
Senyum Wooyoung terkembang, begitu senangnya mendapat
dukungan oleh gadis di hadapanya ini, “Gowamo Hara-ya~” Ujarnya sembari melambaikan tangan dan ia pun
kembali berbaur bersama teman-temanya
“Haraaaa!” mulai lagi, tidak lain tidak bukan adalah
tanggapan heboh dari kedua sahabatntya, tidak heran, mereka pasti selalu seprti
ini setiap kali melihatku bersama Wooyoung oppa.
“kenapa? Apa yang dia maksud dengan “semalam”?!” Tanya Nana
heboh
“Ya! Hara Jangan jangan kau?!..”
pletak
“Ah- Hara sakit tahu!” protes Seohyun, jika Hara tidak segera
menjitaknya, bisa di pastikan Seohyun bisa bicara yang tidak tidak dan bisa
membuat heboh dengan gosip yg secara sepihak ia simpulkan..
Ckck, memang dasar dua sahabatnya ini, ada ada saja
-
Tunggu dulu.. kurang satu..
Hara merasakan ada yang belum lengkap disini,..
Ya, Choi Minho, kemana dia? Hara langsung melirik jam
ditanganya lagi, jam setengah 8,
30 menit lagi pertandingan dimulai, kemana Minho? Batin
Hara.
Wooyoung oppa beserta tim-nya juga terlihat gelisah sambil
melihat jam besar di gedung sekolah yang menunjukan setengah 8, pasti mereka
juga menanyakan dimana Minho berada.
“Oh ya, Minho Mana ya dia belum datang? 30 menit lagi
pertandingan dimulai” Ujar Nana
Baiklah, kini keadaan mulai menanyakan keadaanmu Minho, kau
dimana?
Hara teringat sesuatu, ..
Insiden tadi malam-
Tolong Minho aku benar benar minta maaf, cepat datanglah..
***
Menit demi menit, Detik demi detik, bangku penonton pun
sudah Hampir penuh oleh murid yang tidak sabar ingin meyaksikan pertandingan
Keriuhan mulai terlihat saat semua mata menangkap beberapa
orang namja berseragam basket lengkap di depan sana, mereka mulai masuk dan
menuju lapangan sekolah kami, Ya, 5 namja berseragam basket Biru itu menjinjing
tasnya berjalan mendekat, tidak lain tidak bukan, mereka adalah tim lawan dari
SMA terfaforit Cheongdam Senior High School telah datang.
Hara terlihat gelisah, ia tidak melihat sosok Minho walau
batang hidungnya sedikitpun, seberapa kali Hara mencoba menyusuri tiap sudut
lapangan dengan pandanganya, ia tetap tidak menemukan Minho dimanapun
“Semua berkumpul!”
Suara peluit di bunyikan, tanda seluruh pemain harus menuju
lapangan untuk menerima arahan dari wasit, Hara bisa melihat raut wajah gelisah
dari wajah Wooyoung,
Tim SMA Cheongdam sudah lengkap, tiap punggung mereka
bertuliskan angka dan nama mereka masing-masing, Chanyeol, Lay, Jongin, Chen
dan Tao.
Sementara SMA Namu, SMA yang menjadi tuan rumah.. Wooyoung,
Dojoon, Dongwoon, Key dan.. seharusnya Minho, tapi dia belum datang
Terdengar kericuhandibelakangku, tidak lain tidak bukan
adalah pertanyaan tentang-dimana minho-kenapa dia belum datang-
Dan parahnya lagi, yang membuat aku kesal adalah –benar ya memang Minho pengecut-
Sial, kata kata itu dapat dengan mudah Hara dengar diantara
kericuhan penonton
“Kemana satu orang lagi?” Tanya wasit dengan peluit dikalung
lehernya
Jang Wooyoung, sebagai kapten dia bertanggung jawab atas
semua ini “Tunggulah sebentar lagi” Pinta Wooyoung
Hara merasakan dirinya makin dan makin bersalah, mianhae
Wooyoung oppa, ini gara gara aku. maaf juga Choi Minho, ini semua pasti
salahku, Hara menyesal amat menyesal.
5 Menit Lagi,
“Ah tidak seru, jadi, kita akan menang tanpa bertanding?
Payah!” Ujar salah satu pemain dari tim lawan yang di punggungnya tertuliskan
nama –Jongin-
Terlihat Key amat sangat tidak terima dengan ucapanya, bisa
saja Key menghabisi anak itu jika Wooyoung tidak dengan sigap sudah melarangnya
untuk mendaratkan tinjunya
Suasana makin kisruh..
“Peraturan sudah jelas bukan? Jika pemain tidak lengkap,
konsekwensinya adalah diskualifikasi”
Tungkas wasit tersebut, Dongwoon langsung terduduk lemas,
raut kesal terpancar di wajahnya, bagaimana ini kapten?-
“Ah sudahlah tak ada gunanya, buang buang waktu saja” Ujar
Lay
Tao mengangguk “Ya benar, dasar nyali udang!”
Wooyoung masih disana, tanpa sepatah kata ia hanya dapat
melarang para tim-nya untuk berbuat kekerasan atas ucapan tajam dari tim
lawan..
1 Menit lagi..
Choi Minho, kumohon datanglah..,
sesak dihati Hara kian memuncak, ia sudah hampir lelah untuk
menekan tombol nomor telefon Minho pada ponsel yang sedari tadi ia genggam. Namun,
beribu kali Hara mencoba menghubunginya, sama sekali tak ada jawaban dari
Minho.
Wasit mulai mengambil keputusan, “Baiklah.. peraturan tetap
peraturan.. aku akan Hitung sampai 5, jika ia tetap tidak datang, Ceongdam
menang telak”
Deg
Bagai jarum yang menusuk dada seluruh murid SMA Namu, memalukan,
amat sangat, bagaimana bisa tuan rumah dikalahkan sebelum perang oleh tim penantang?!
5
Wasit mulai menghitung mundur-
“Cih tidak seru sama sekali” cibir Chanyeol
4
Minho kumohon..,
Wooyoung masih mengatur Nafasnya, ia tetap berdiri tegap
dibandingkan Dojoon dan Dongwoon yang tengah terduduk pasrah di lapangan
3
Semua penonton sangat kecewa, tampak jelas diraut wajah
mereka,
Ada apa Minho?aku tahu Ini semua salahku, aku minta maaf, tapi.. SMA
Namu membutuhkanmu, tolong datanglah.. dirasakanya sesak didada semakin menguak..
2
.
.
To Be Contiuned..
___________________________________________________
N/B : Ohayouuuu!^^ akhirnya ke post juga yang part 6 hehehe, hadeu disini makin banyak aja castnya dan kedatangan anak EXO! *tepok tangan* hahaha, sebelumnya kan anak EXO cuma Suho doang itupun dia gajadi ikut tanding ._.v muehehe. over all thanks for visit and see you next chapter^^
Regard : @cicicipta
I relish, cause I discovered just what I used to be
ReplyDeletetaking a look for. You've ended my 4 day long hunt!
God Bless you man. Have a nice day. Bye
My website - Google
WHOT?! jadi victoria itu?............... astaga gak nyangka, kira kira cowok yg kisseu sama vict itu nickun bukan ya? /plakk (shipper khuntoria kumat) next chap unn!
ReplyDeleteaduh duh duh jadi nyerempet kemana mana nih wkwk XD sip ditunggu ya^^
Deleteada hubungan apasih sebenernya victoria eonni sama minho oppa? pacarnya kah makanya dia cemburu?
ReplyDeletenantikan di chap selanjutnya XD
Delete