Saturday, November 23, 2013

Tell Me Your Reason [Part 5]



- Tell Me Your Reason -

Part 5

Main Cast
Choi Minho | Goo Hara | Jang Wooyoung

Other Cast
Seohyun | Nana | And Others

Previous Part :
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4


Summary :
Terkadang apa yang kau lihat belum tentu seperti apa yang terjadi, aku tahu itu. tapi semua itu sulit.. karena aku benar-benar melihatnya. aku harus bagaimana? masihkah bisa aku mempercayaimu, Minho?








“Wooyoung oppa, kau tak usah khawatir, Minho lah yang akan menggantikan Suho mengikuti pertandingan besok” ujar Hara dengan lantang dan dipastikan semua orang di lapangan dapat mendengarnya


“MWO?!”

Sentak mereka bersamaan

Semua murid disana tercengang, masih belum percaya dengan apa yang mereka dengar barusan, bagaimana tidak? Usulan Hara kali ini memang sedikit gila

Minho yang tidak tahu menau pun sontak menoleh ke arah Hara

“Apa apaan kau? Aku? Main basket?”

“Yap! Kenapa tidak? Kulihat kau hebat sekali kemarin” tungkas Hara dengan mata berbinar

“Ya Haraa!” Seohyun dan Nana pun tak kalah bingungnya, mengapa sahabatnya ini tiba tiba begini?

Bagaimana tidak? Tiba tiba membawa Minho ketengah tengah kerumunan seperti ini, bahkan kini tak ada seorangpun yang menyukai kehadiran Minho,

ya, siapa yang mau berlama lama bersama orang yang begitu dingin, bahkan ia sama sekali tak punya niat untuk menjalin hubungan baik semacam Minho ini.

Wooyoung tersenyum, “Hara, jangan bercanda..”

“Tidak oppa, aku tidak bercanda, kemarin aku lihat Minho sangat hebat bermain bola basket, kufikir ia bisa jadi tim yang hebat bila bekerja sama denganmu, ya kan Minho?” ucap Hara dengan rasa percaya diri, ia menoleh dan menatap Minho, menunggu jawaban –iya- dari Namja itu

Hening.

Minho hanya diam, tidak mengiyakan atau mengelak atas ucapan Hara

Sedetik.. dua detik.. masih hening.

“Iya kan Minho? Kau pasti bisa menggantikan Suho di pertandingan itu” Ujar Hara lagi

Masih tetap Hening
Semua orang disana mulai tersenyum remeh menatap kebodohan Hara

“apa apaan itu, tidak masuk akal”

“lihat dia, bahkan ia tak menggubris omongan Hara sedikitpun”

“apa maksud Hara? Apa dia suka padanya?”

“apa? Tidak mungkin, Wooyoung oppa jauh lebih baik darinya”

Suara bisikan para siswa dibelakang terasa bising di telinga Minho, Minho dapat mendengar jelas mulut tajam siswa itu di belakang tengkuknya, membicaraan hal yang tak sepantasnya mereka bicarakan, memuakan, bodoh kau Hara.. kenapa kau mempermalukan dirimu sendiri demi aku? apa aku ini begitu menyedihkan? Batin Minho

“Minho, iya kan Minho? Lagipula shoot yang kau lakukan hebat sekali, aku ingin melihatnya lagi!” ujar Hara masih belum patah semangat meyakinkan Minho


Deg


Apa? Kau ingin melihatku melakukan shoot itu lagi? Cih apa apaan dia.. Batin Minho

Minho masih terdiam
Tidak pergi, tidak bergerak sedikitpun, Asing.. suasana ini begitu membingungkan, tapi Kenapa Hara..?

Wooyoung sangat tidak mengerti, tetapi dengan senyuman di bibirnya, ia menatap yeoja di hadapan ini dengan penuh pengertian “Hara.. sudahlah, lagipula dia tidak mau kan” ujar Wooyoung pelan

“Minho..” panggil Hara lagi,


Deg..


Ah.. apa ini? Sekali lagi dada Minho terasa sesak. Apa apaan dia?

Minho masih terpaku
sedikit demi sedikit senyum cerah dan binar mata Hara memudar perlahan, apa yang dia lakukan? Bodoh. Ini hanya mempermalukan dirinya sendiri, apa sih yang dia lakukan? Buang buang waktu saja? Kenapa dia begini naif.. kenapa dia melakukan ini? atas dasar apa? Kasihan?

“apa apaan sih Hara itu, tidak masuk akal”

“orang yang begitu dingin itu, mana mungkin ia akan membantu kapten kita yang sedang kesusahan”

“Iya, Iya..”

“jahat sekali.. “

Cih sial, suara ini lagi.. kenapa suara ini kini begitu mengganggu Minho, antara kesal dan tidak terima, tidak biasanya ia begini, entah apa yang membuatnya kesal, tidak seperti biasanya, Minho yang biasanya tak akan pernah menghiraukan omongan orang disekitarnya, tapi kali ini.. berbeda

Sedikit demi sedikit kerumunan itu mulai menghilang, satu persatu dari mereka mulai pergi dari sana, merasa muak dengan Minho dan merasa kesal dengan anak baru yang sama sekali tidak tahu cara bersosialisasi itu

Hara masih berdiri disana, begitu juga Wooyoung. Hara tidak mengerti, ia terus menatap Minho yang terus diam. sepertinya ia menunggu jawaban Minho yang tak akan mungkin ia dengar, Wooyoung disana, menunggu gadis itu, mencoba mengerti jalan fikirnya.

“Sudah ah pergi yuk”

“Yuk.. buat apa tampan, tapi sifatnya seperti ini”

“Ya benar!”

Tangan Minho mulai mengepal, entah apa yang sedari tadi bergemuruh di dalam dadanya, terasa begitu sesak

Satu.. dua.. tiga.. siswa disana berhambur pergi, satu persatu dari mereka melangkahkan kakinya menjauh..

“Sudahlah Hara.. kuantar kau kembali ke kelas” Wooyoung menepuk pundak Hara dengan sayang

Binar mata Hara benar-benar hilang, ia menoleh ke arah seniornya, Jang Wooyoung dengan ragu, lalu menganggukan kepalanya pelan

Perlahan Wooyoung dan Hara pun melangkahkan kaki meninggalkan lapangan..

“benar benar anak tidak tahu cara berteman ya?”

“iya benar”

suara suara itu masih saja mengusik Minho, tangan Minho mengepal semakin keras

“Dasar anak itu..”

“Pengecut”


Deg


Ucap seseorang entah siapa, tapi yang jelas suarabarusan dapat dengan jelas ditangkap oleh Minho.

Minho geram, Kesabaranya sudah Habis


“Tunggu!”


Ucap Minho lantang, menghentikan langkah Wooyoung dan Hara, juga langkah siswa siswa lainya.

Wooyoung dan Hara menoleh pada sang pemilik suara, siapa lagi kalau bukan Choi Minho. Namja yang sedari tadi diam seribu bahasa di tengah sana.

Minho kini berhasil mendapat perhatian seluruh siswa, ia seorang diri berdiri disana, Minho menatap Wooyoung tajam, Minho mengambil bola basket yang tergeletak tak jauh dari kakinya, men-dribble nya sesaat.

Pandangan tajam Minho beralih pada ring basket dihadapanya,

Apa yang dia lakukan sekarang? Minho membidik, ia bersiap untuk menembak bola, dan..


Masuk!


Bola itu dengan begitu mudahnya masuk kedalam ring itu.

“Whoaah!”

semua orang disana dibuat tercengang, bagaimana tidak? Minho berhasil mencetak angka dengan jarak shoot sejauh itu, luar biasa!

“Akan Kulakukan!”

Ujar Minho dengan pasti, matanya menatap tajam pada sang kapten basket, Jang Wooyoung.

“Aku akan ikut dalam pertandingan besok, Kapten” tungkasnya lagi

Membuat semua orang disana tercengang hebat.
Wooyoung menyunggingkan senyum, mata elang miliknya membalas tatapan tajam Minho



***


Jam istirahat yang begitu panas dan mendebarkan. Bel pun berbunyi, menandakan istirahat telah usai, semua murid berhambur memasuki kelas masing masing, begitu juga Wooyoung, Hara dan Minho.

Hara memasuki ruangan dengan tersenyum lebar, tidak sadar sedari tadi semua murid disana memperhatikan dirinya dengan sedikit aneh.

Hara duduk di bangkunya tak sadar akan kehebohan apa yang ia ciptakan tadi. Seohyun dan Nana langsung berhambur menuju meja Hara, dan duduk disebelahnya

“Aigoo Hara-ya!” Seohyun mendaratkan jitakan di kepala Hara

“Aduh!” Hara meringis memegangi kepalanya “Seo! Sakit tahu” protes Hara

“Kau tahu apa yang kau lakukan barusan?” Ujar Seohyun lagi, dan hanya di balas gelengan kepala oleh Hara

“Aishh.. kau menciptaan keributan begini.. ah sudahlah..” Seohyun menghentikan pembicaraanya

“Kau benar benar.. apa kau menyukainya?” Tanya Seohyun lagi

“Apa? Aku? suka pada siapa?”

“Minho! Kenapa kau begitu membelanya!”

“Ti.. tidak.. aku hanya..”

Omongan Hara terhenti ketika Minho muncul di ambang pintu, Minho memasuki ruangan dan melangkahkan kakinya menuju bangku miliknya, Hara menatap Minho, ditengah langkah kakinya.. Minho Menoleh pada Hara, pandangan mereka bertemu-

Hening. Tak ada sepatah kata pun terucap, mereka terlalu sibuk dengan fikiran mereka masing masing

“Semuanya Duduk”

Taeyeon-sam pun memasuki ruangan, semua murid mulai bergegas menuju ke tempat duduk mereka masing masing, Hara dan Minho pun memalingkan pandanganya satu sama lain
Pelajaran pun dimulai



***



Beberapa Jam berlalu, tak terasa pelajaran yang cukup menyenangkan bagi Hara berakhir

“Selamat Siang” salam Taeyeon-sam sebelum ia meninggalkan ruangan kelas

“Yeaaah akhirnya pelajaran Taeyeon-sam selesai juga” celetuk Seohyun sambil meregangkan kedua lenganya

Seohyun dan Nana kembali berhambur ketempat duduk Hara, melanjutkan interogasi mereka yang sempat terpotong tadi

“Ya Hara Hara!” panggil Nana

“apa lagi? Pasti kamu ingin bertanya tentang Minho? Atau Wooyoung oppa?” tebak Hara

“Nah.. tuh kamu tahu”

Seohyun menggeleng gelegkan kepalanya heran dengan sahabatnya yang satu ini, “Iya Hara, kau tahu betapa terkejutnya aku saat kau membawa Minho ketengah lapangan? Hah benar benar kau”

“Memangnya kenapa? Aku hanya ingin membantu Wooyoung oppa mengusulkan sesorang yang akan ikut pertandingan besok”

“Aduh tapi Hara.. kenapa harus si cowok dingin itu sih?

“memangnya kenapa? Aku pernah lihat dia hebat bermain basket”

“Ya ya ya terserah kau saja lah” Seohyun kini kalah debat

“Tapi tak disangka ya.. dia mau ikut serta dalam pertandingan itu” Ujar Seo lagi

“Ya.. betul juga, setidaknya dia memiliki keberanian dalam situasi seperti itu” timpal Nana menerawang jauh

Hara terdiam, matanya memutar, melirik ke arah meja Minho di sudut sana, tetapi sang pemilik tempat duduk itu sudah tidak ada ditempatnya, kemana dia? Entahlah

“Ah.. ngomong ngomong pelajaran terakhir adalah pelajaran Gyuri-sam kan? Kemana ya kok belum datang” ucap Hara mengalihkan pembicaraan
Seohyun dan Nana melirik satu sama lain dan menatap Hara dengan pandangan aneh

Hara kembali menatap bingung “Wae?”

“tidak biasanya kau menanyakan guru sejarah itu”

Nana mengangguk, “Ya, sejak kapan kau senang belajar pelajaran Gyuri-sam”

Hara mendelik, kenapa kedua sahabatnya ini mendadak kritis terhadapnya, semua hal ditanyakan hah dasar dua orang ini.

“Semuanya, Gyuri-sam tidak masuk, dia ada rapat para dewan guru, kita bebas di pelajaran terakhir ini hingga bel pulang sekolah nanti” Teriak Jinwoon sang ketua kelas dengan lantang didepan kelas

Serempak seluruh murid dikelasku bersorak gembira, aku juga sangat senang, karena memang pelajaran sejarah itu pelajaran yang sangat membosankan, aku langsung mengeluarkan buku kesayanganku berniat melanjutkan menulis novel yang menjadi cita-citaku sejak kecil

Ya, itu niatku, sebelum Seohyun dan Nana menariku secara paksa bergegas menuju ke kantin

“Ya Seo Nana! Jangan tari tarik begini dong sakit tahu!” protes Hara namun tak dihiraukan sedikitpun oleh Seohyun dan Nana




***



setelah beberapa lama menyantap beberapa cemilan di kantin perut Nana dan Seohyun mulai terasa begah, kedua anak itu terus memegangi perutnya yang begitu penuh oleh makanan

“Ah... kenyang sekali aku”

“Aku juga..”

Sektika tawa Hara pecah melihat kedua sahabatnya ini “Hahaha siapa suruh kalian makan banyak begitu”

Seohyun dan Nana mendelik dan melemparkan tatapan buat yang menagtakan –awas-kau-hara- seketika Hara hanya tertawa menunjukan giginya dengan tanda p-e-a-c-e di kedua tanganya

Bel pulang akan sekera berdering, sebaiknya mereka kembali ke kelas bersiap-siap untuk pulang

“Eh.. itu kan Minho?” celetuk Seohyun yang tidak sengaja melihat Minho melintas di koridor sana

“Mana?” ujar Hara mencari cari, matanya mengikuti arah yan di tunjukan Seohyun

“Oh itu dia, kesana yuk!” Hara bergegas menghampiri Minho saat matanya menangkap sosok jangkung itu

Seohyun dan Nana menggeleng-gelengkan kepalanya heran, namun mereka mengikuti sahabatnya yang satu itu


“Minho!” panggil Hara


Minho menoleh, tetapi beberapa saat Minho melanjutkan aktivitas nya berjalan menuju kelas

“Ya Minho!” panggil Hara lagi, kini dia berjalan disamping Minho, sedangkan Seohyun dan Nana mengikutinya dibelakang

Minho berdecak “lagi lagi kau. Ada Apa? mau membuat keributan lagi?”

Apa? Keributan katanya? Hara mem-poutkan wajahnya, merasa tidak terima, “Ya! Aku kan hanya ingin membantu” protes Hara

Minho menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Hara disebelahnya, yeoja di sampingnya ini begitu mungil, badanya kurus dan kecil, berbeda dengan dirinya yang begitu jangkung, membuat Minho harus sedikit menunduk untuk bicara denganya

Minho menatap Hara dingin, sedangkan Hara masih memasang pout di wajahnya

“Wae?” tanya Hara

Minho menggeleng-gelengkan kepalanya “Aku heran apa yang salah dengan otakmu”

“Apaa?!”

Hara tampak kesal, mungkin sekarang sudah muncul dua tanduk di kepalanya, huh Minho tidak pernah berubah, kata-katanya selalu seenaknya

Hara menghela nafas pendek

“Tapi aku tidak menyangka, kau melakukan shoot dengan jarak sejauh itu, hebat!”


...


Mata Minho melebar, ia merasa jantungnya berdetak lebih cepat barusan, apa sih yang dia katakan? Kenapa dia terus terusan berkata seperti itu

Mata Hara berbinar “Dan aku tidak menyangka kau akan ikut pertandingan besok hehe”

Seketika Minho menoleh pada Hara, masih dengan binaran mata itu.. senyuman itu.. sebenarnya apa yang kau fikirkan dari tadi Minho?

Minho berdecak dan memalingkan wajahnya dari Hara, ia mempercepat jalanya meninggalkan Hara dibelakang

“Ya Minho!” Panggil Hara dan mulai menyusul Minho

“Kyaa itu Minho oppa!”

“kufikir dia berhati dingin dan jahat, tetapi tak disangka tadi dia keren sekaliii”

Segerombolan gadis ini berpapasan dengan Minho dan menghalangi jalan Minho, sepertinya gadis gadis ini adalah junior kami

Langkah Minho terhenti, begitu juga dengan langkahku Seohyun dan Nana

“Oppa... shoot mu tadi hebat sekali”

“ya ya itu benar oppa, aku melihatnya tadi!”

Minho hanya terdiam, dia berdecak dan membuang mukanya


“Cih, minggir kalian menghalangi jalanku saja!”




Gadis gadis itu mendadak diam, terkejut dengan nada tinggi nan pedas yang dilontarkan oleh seorang Minho, begitu juga Hara, ia melongo tak kalah kagetnya dengan apa yang ia dengar barusan

Minho tak menghiraukanya, ia lantas pergi meninggalkan segerombolan gadis gadis itu tanpa rasa kaishan sedikitpun

“Minho oppa..”

“kenapa dia begitu”

Terdengar keluhan keluhan dari mereka tapi Minho tak menggubrisnya sedikitpun

Hara mendengus kesal, apa apaan cowok itu?

“Ya Minho!” panggil Hara namun Minho tetap berjalan pada jalanya


“Minho!”


PLAK PLAK

Seketika Hara memukul pundak Minho keras, membuat Minho menoleh dan meringis sakit, Seohyun dan Nana tak kalah terkejutnya melihat tingkah Hara barusan

“Hei apa apaan sih?!” protes Minho

Hara mendelik, “Apa itu hobi mu hah? Menyakiti hati orang yang berusaha bersiap baik padamu?!”

Minho tak mengerti, yeoja ini pasti sudah gila, batin Minho“Apa yang kau bicarakan seenaknya memukul orang!”



Bukanya mengindahkan pertanyaan Minho, Hara malah memukul pundak Minho lagi dan lagi, bahkan kini lebih keras dibanding sebelumnya

Minho terus mencoba menangkisnya “Ah... aduh, Ya Hara apa kau gila?!” kalau tidak ingat Hara itu cewek, mungkin Minho sudah menghabisi Hara sekarang juga

“dasar kau cowok tidak punya perasaan! Dingin! Kasar! Seenaknya saja! Tidak tahu sopan-santun, Jahat! Pengecut!” ujar Hara bertubi-tubi

“Apa katamu?!” ujar Minho dengan nada tinggi, ia terlihat tidak terima oleh semua cacian Hara

“Bagaimana rasanya?” tanya Hara

“Mwo?!” Minho semakin tidak mengerti

“Ya aku tanya padamu bagaimana rasanya? Apa kau senang aku terus terusan mencacimu dan berkata seenaknya tentangmu barusan?!” Tanya Hara bertubi tubi

Minho tak mengatakan apapun, ia hanya memandang kesal sambil memegangi pundaknya

Hara menyipitkan matanya dan tersenyum remeh “Kau mau apa kau? kau mau protes tentang apa yang ku ucapkan barusan?”

“Kenapa? Kenapa kau harus protes? Bukankah setiap saat kau selalu berkata seperti ini?”

“Bukankah ini memang gayamu? Lalu kenapa kau melarangku?”

Minho tidak membalas ataupun pergi dari sana, ia tak tau apa yang diucapan Hara, tapi kata kata Hara barusan..

“tidak-kah kau fikir bagaimana perasaan orang-orang yang kau sakiti barusan? apa kau tidak memiliki kata-kata yang bagus untuk kau ucapan?!”

Raut amarah Minho memudar

“setidaknya tersenyumlah.. dan katakan terimakasih, itupun sudah cukup”

Apa katanya barusan? Tersenyum..? terimakasih..?

Cih apa apaan dia.. Gadis ini benar benar, tapi ..

Minho terdiam, matanya yang sedari tadi menatap tajam yeoja di depanya ini berubah drastis, entah pandangan apa itu

Merasa masih kesal dengan Minho, Hara pergi meninggalkan Minho yang masih mematung, Seohyun dan Nana yang sedari tadi masih mengikuti Hara dibeakang tak kalah herannya, ia mengikuti Hara pergi dan memasuki kelas

Terpecahkan dari lamunan Minho, ia kembali berjalan menuju kelas menyusul ketiga yeoja yang ia anggap aneh barusan..



***



Bel pulang berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas,seperti biasa Hara pulang sendiri dengan berjalan kaki, bergegas berjalan keluar gerbang

Sebelum sepasang mata Hara menangkap seorang Namja hangat yang ia kenal dekat, Jang Wooyoung. sedang apa dia berdiri disana?

Wooyoung bersandar di pintu gerbang sana, sedang apa kira kira?


“Oppa!” sapa Hara


Seketika Wooyoung menoleh, dan senyum mengembang di wajahnya, senyum Namja ini begitu hangat.. menenangkan, sosok seorang laki-laki baik yang hangat, beruntung Hara bisa akrab dengan pria ini yang tergolong sulit untuk didekati oleh gadis-gadis lain


Hara memperhatikan Wooyoung yang berada di hadapanya “Sedang apa disini?”

Wooyoung tersenyum, bukanya menjawab pertanyaan Hara ia lantas mengacak-acak rambut Hara yang sepertinya sudah menjadi kebiasaanya

“Ya Oppa!”

“Haha tentu saja menunggumu” ujar Wooyoung penuh senyum

Hara memasang wajah bingung sekarang, kenapa seniornya ini menunggunya? Berbagai pertanyaan muncul dikepalanya

“Kenapa menungguku?” tanya Hara

“Hem.. kenapa ya?” Wooyoung mengedarkan pandanganya ke arah sekelilingnya seperti menggoda Hara, Hara hanya memperhatikan seniornya ini tak mengerti, kemudian Wooyoung pun kembali menatap Hara dengan pasti

“Aku ingin berjalan-jalan sebentar denganmu sebelum pulang, apa kau keberatan?”

“Eh..?”

Rasanya ada yang aneh, Hara memperhatikan sekeliling, memperhatikan orang-orang di sekitarnya, benar saja! Perbincangan mereka berdua tak lepas dari pandangan orang-orang disekitarnya, tidak lain tidak bukan adalah gadis gadis yang berusaha merebut hati sang kapten basket ini. hah.. Hara bisa mendapatkan banyak musuh kalau begini

Wooyoung yang terus memperhatikan Hara dan mulai dibuat bingung “Hara? Ada apa? Bagaimana? Ayo kita pergi” ajak Wooyoung

“er.. tapi oppa, apa tidak apa apa?” tanya Hara dengan ragu, matanya masih memperhatikan sekelilingnya

Wooyoung mengangkat alisnya “apanya?”

“Apa tidak apa apa aku dekat-dekat denganmu begini? Sepertinya kau bisa repot oppa” jawab Hara seadanya

Tawa Wooyoung pun pecah seketika, dasar yeoja ini, kenapa dia selalu terlihat imut dimatanya? Kembali dengan gemas Wooyoung mengacak-acak rambut Hara

Wooyoung tersenyum jahil “Sudahlah biarkan saja”

“Mwo?”

Wooyoung mulai berjalan mendekat pada Hara, dan mulai merangkul Hara.. mata Hara melebar, sontak murid murid yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua pun terkejut

“Aaaaa oppa andwae!”

“Anak itu lagi.. apa anak itu benar benar pacarnya?”

Benar bukan? Mereka pun mulai ricuh dengan apa yang mereka lihat kini sang kapten basket itu tengah merangkul seorang yeoja disana, bagaimana tidak? Ini cukup membuat hati para gadis lain kecewa

“Oppa! Apa yang kau lakukan?” Ujar Hara panik

Wooyoung tersenyum, “sudahlah jangan dihiraukan” lantas Wooyoung langsung pergi dari sana masih bersama Hara dalam rangkulanya

“Oppaaa andwae!”

“Dasar Hyung.. ternyata dia mengincar cewek itu”

Terdengar suara suara dibelakang yang membicarakan Wooyoung dan Hara, namun Wooyoung tetap berjalan santai tanpa menggubris sedikitpun, berbeda dengan Hara yang sedari tadi panik dengan sikap Wooyoung yang begitu tiba tiba ini

Di depan ada tikungan, mulai dari sana lah mereka bisa bernafas lega, karena setelah melewati tikungan itu maka mereka sudah tidak terlihat lagi dari sekolah

Hara, masih dalam kepanikanya “Oppa!”

“Hm?” Wooyoung menoleh

“Aish oppa! Kau ini benar benar”

“haha tenang saja Hara,”

“Oh ya, bagaimana kalau kita mampir ke kedai itu untuk minum teh hangat? Sepertinya sebentar lagi memasuki musim dingin, angin juga sudah terasa dingin” ajak Wooyoung yang dibalas anggukan kepala oleh Hara


***


Setelah memesan dua cangkir teh hangat,  dua orang itu, Hara dan Wooyoung berbincang dengan riang sambil sesekali meneguk teh pada cangkir dihadapanya

Waktu demi waktu, hari sudah mulai gelap, sebaiknya mereka kembali melanjutkan perjalanan pulang. sekali lagi Wooyoung bersikeras untuk mengantar Hara sampai kerumahnya, Mereka pun berjalan berdampingan,

“Hara” panggil Wooyoung

“Ne?”

“hm.. kenapa tadi kau tiba tiba mengusulkan Minho untuk ikut pertandingan?”

“Oh.. itu, saat itu aku sedang pulang terlambat kulihat Minho sedang bermain basket di lapangan indor yang jarang terpakai itu, dia hebat sekali oppa! Ia bisa memasukan bola ke ring dengan begitu mudah!” jelas Hara begitu bersemangat

Wooyoung tersenyum, “tapi Hara, bukankah aku yang seharusnya memilih pemain untuk menggantikan Suho?” ujar Wooyoung

Langkah Hara terhenti, ia menoleh ke arah Wooyoung dengan tatapan sesal, bodohnya dia, lagipula siapa dia? bisa bisanya dengan begitu tiba tiba meminta Wooyoung untuk memasukan Minho ke dalam tim.. semua rasa bersalah dan malu berkecamuk dalam fikiran Hara

Hara menunduk penuh sesal “Mi.. Mianhae oppa.. aku tidak bermaksud..”

Seketika Wooyoung menoleh ke arah Hara, memandangnya dengan tatapan sayang, entah apa arti tatapan itu..

Wooyoung tersenyum, tangan kanan-nya mulai meraih pipi Hara yang mulai dingin karena memang udara di saat itu mulai terasa dingin.

Mata Hara membulat, dirasakanya jemari Namja di hadapanya ini mulai meraih pipinya, perlahan Hara mendongak, dan mulai menatap seniornya itu, pandangan mereka pun bertemu-

Sekali lagi Wooyoung mengembangkan senyumnya, memandang yeoja di hadapanya ini dengan lembut

“haha aku hanya bercanda Hara..” ujar Wooyoung dengan tawa kecil

“tapi aku baru sadar kalau aku terlalu ikut campur oppa, mianhae..”

Wooyoung menghela nafas pendek “Hm? kau tak perlu minta maaf Hara, justru aku yang berterimakasih padamu karena membantuku” sekali lagi ia tersenyum

“Hanya saja...”

Hara masih menatap Wooyoung dengan penuh penyesalan

“Hanya saja apa oppa?” tanya Hara

“hanya saja, jika kau terus-terusan membela dan memuji orang itu seperti ini.. aku bisa iri padanya”


Deg


Apa yang dikatakannya barusan? apa maksud Wooyoung tadi? Hara benar benar belum bisa mencerna perkataanya dengan baik, Hara masih menatap Namja itu penuh tanya

Keduanya hanya terdiam, begitu juga Wooyoung, ia tak menghiraukan gadis di hadapanya ini yang pasti ia belum mengerti apa maksud dirinya barusan

Hara masih terus menatap Wooyoung, mata Hara mulai melebar ketika ia dapati Namja di hadapanya ini mulai mendekat pada dirinya, Apa ini? apa yang sebenarnya terjadi?

Wooyoung semakin mendekat- semakin dekat-

Kini wajah mereka tidak lebih dari 5 cm, keduanya kini dapat merasakan hembusan nafas dari diri mereka.

Jantung Hara berdetak lebih cepat ketika Wooyoung meletakan jemarinya di sudut bibir Hara-

Deru nafas semakin menderu di ikutin dengan detak jantung yang tak karuan, bisa di rasakan aliran darah yang mengalir lebih cepat dari biasanya

Bersama Hembusan angin dingin malam itu..

Sekali lagi Wooyoung mengurangi jarak di antara mereka,

Semakin mendekat lagi- dan lagi-

Hara mengepalkan tanganya, ia pun mulai memejamkan matanya-






To Be Contiuned...


_________________________________________________________________

N/B : Annyeong^^ udah lama enggak ngelanjutin ff hehehe udah hampir 4 bulan nih dari part terakhir baru dilanjut lagi, sebenernya cerita kelanjutanya emang udah ada, cuma belum sempet ngetik karna kemaren sibuk kuliah, haha biasa mahasiswi baru -_-v makasih yang udah baca terutama Indah Suci Fitria yang sampe mention ke twitter hehehe gracias for visit see ya di part selanjutnya♥


Next Part : Part 6




Regard : @cicicipta

4 comments:

  1. uanjrot so sweet abis wooyoung, jadi cinta ama wooyoung gimana dong nih, minho tarik aku lagi/? yakk pabo ya! wooyoung jangan seenaknya aja kisseu kisseu koala, lanjuut penasaran :-D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya itu kayak menjurus ke kisseu wkwk tapi jadi gak yaa... XD

      Delete
  2. /tutup muka/ wooyoung mau cium hara tuh? wuaah ><

    ReplyDelete

Happy Apple