- Tell Me Your Reason -
Part 5
Main Cast
Choi Minho | Goo Hara | Jang Wooyoung
Other Cast
Summary :
Terkadang
apa yang kau lihat belum tentu seperti apa yang terjadi, aku tahu itu.
tapi semua itu sulit.. karena aku benar-benar melihatnya. aku harus
bagaimana? masihkah bisa aku mempercayaimu, Minho?
“Wooyoung oppa, kau tak usah khawatir, Minho
lah yang akan menggantikan Suho mengikuti pertandingan besok” ujar Hara dengan
lantang dan dipastikan semua orang di lapangan dapat mendengarnya
“MWO?!”
Sentak mereka bersamaan
Semua murid disana tercengang, masih belum
percaya dengan apa yang mereka dengar barusan, bagaimana tidak? Usulan Hara
kali ini memang sedikit gila
Minho yang tidak tahu menau pun sontak menoleh
ke arah Hara
“Apa apaan kau? Aku? Main basket?”
“Yap! Kenapa tidak? Kulihat kau hebat sekali
kemarin” tungkas Hara dengan mata berbinar
“Ya Haraa!” Seohyun dan Nana pun tak kalah
bingungnya, mengapa sahabatnya ini tiba tiba begini?
Bagaimana tidak? Tiba tiba membawa Minho
ketengah tengah kerumunan seperti ini, bahkan kini tak ada seorangpun yang
menyukai kehadiran Minho,
ya, siapa yang mau berlama lama bersama orang
yang begitu dingin, bahkan ia sama sekali tak punya niat untuk menjalin
hubungan baik semacam Minho ini.
Wooyoung tersenyum, “Hara, jangan bercanda..”
“Tidak oppa, aku tidak bercanda, kemarin aku
lihat Minho sangat hebat bermain bola basket, kufikir ia bisa jadi tim yang
hebat bila bekerja sama denganmu, ya kan Minho?” ucap Hara dengan rasa percaya
diri, ia menoleh dan menatap Minho, menunggu jawaban –iya- dari Namja itu
Hening.
Minho hanya diam, tidak mengiyakan atau
mengelak atas ucapan Hara
Sedetik.. dua detik.. masih hening.
“Iya kan Minho? Kau pasti bisa menggantikan
Suho di pertandingan itu” Ujar Hara lagi
Masih tetap Hening
Semua orang disana mulai tersenyum remeh
menatap kebodohan Hara
“apa apaan itu, tidak masuk akal”
“lihat dia, bahkan ia tak menggubris omongan
Hara sedikitpun”
“apa maksud Hara? Apa dia suka padanya?”
“apa? Tidak mungkin, Wooyoung oppa jauh lebih
baik darinya”
Suara bisikan para siswa dibelakang terasa
bising di telinga Minho, Minho dapat mendengar jelas mulut tajam siswa itu di
belakang tengkuknya, membicaraan hal yang tak sepantasnya mereka bicarakan,
memuakan, bodoh kau Hara.. kenapa kau mempermalukan dirimu sendiri demi aku?
apa aku ini begitu menyedihkan? Batin Minho
“Minho, iya kan Minho? Lagipula shoot yang kau
lakukan hebat sekali, aku ingin melihatnya lagi!” ujar Hara masih belum patah
semangat meyakinkan Minho
Deg
Apa? Kau ingin melihatku melakukan shoot itu
lagi? Cih apa apaan dia.. Batin Minho
Minho masih terdiam
Tidak pergi, tidak bergerak sedikitpun,
Asing.. suasana ini begitu membingungkan, tapi Kenapa Hara..?
Wooyoung sangat tidak mengerti, tetapi dengan
senyuman di bibirnya, ia menatap yeoja di hadapan ini dengan penuh pengertian
“Hara.. sudahlah, lagipula dia tidak mau kan” ujar Wooyoung pelan
“Minho..” panggil Hara lagi,
Deg..
Ah.. apa ini? Sekali lagi dada Minho terasa sesak. Apa apaan
dia?
Minho masih terpaku
sedikit demi sedikit senyum cerah dan binar
mata Hara memudar perlahan, apa yang dia lakukan? Bodoh. Ini hanya
mempermalukan dirinya sendiri, apa sih yang dia lakukan? Buang buang waktu
saja? Kenapa dia begini naif.. kenapa dia melakukan ini? atas dasar apa? Kasihan?
“apa apaan sih Hara itu, tidak masuk akal”
“orang yang begitu dingin itu, mana mungkin ia
akan membantu kapten kita yang sedang kesusahan”
“Iya, Iya..”
“jahat sekali.. “
Cih sial, suara ini lagi.. kenapa suara ini
kini begitu mengganggu Minho, antara kesal dan tidak terima, tidak biasanya ia
begini, entah apa yang membuatnya kesal, tidak seperti biasanya, Minho yang
biasanya tak akan pernah menghiraukan omongan orang disekitarnya, tapi kali ini..
berbeda
Sedikit demi sedikit kerumunan itu mulai
menghilang, satu persatu dari mereka mulai pergi dari sana, merasa muak dengan
Minho dan merasa kesal dengan anak baru yang sama sekali tidak tahu cara
bersosialisasi itu
Hara masih berdiri disana, begitu juga
Wooyoung. Hara tidak mengerti, ia terus menatap Minho yang terus diam.
sepertinya ia menunggu jawaban Minho yang tak akan mungkin ia dengar, Wooyoung
disana, menunggu gadis itu, mencoba mengerti jalan fikirnya.
“Sudah ah pergi yuk”
“Yuk.. buat apa tampan, tapi sifatnya seperti
ini”
“Ya benar!”
Tangan Minho mulai mengepal, entah apa yang
sedari tadi bergemuruh di dalam dadanya, terasa begitu sesak
Satu.. dua.. tiga.. siswa disana berhambur
pergi, satu persatu dari mereka melangkahkan kakinya menjauh..
“Sudahlah Hara.. kuantar kau kembali ke kelas”
Wooyoung menepuk pundak Hara dengan sayang
Binar mata Hara benar-benar hilang, ia menoleh
ke arah seniornya, Jang Wooyoung dengan ragu, lalu menganggukan kepalanya pelan
Perlahan Wooyoung dan Hara pun melangkahkan
kaki meninggalkan lapangan..
“benar benar anak tidak tahu cara berteman
ya?”
“iya benar”
suara suara itu masih saja mengusik Minho, tangan
Minho mengepal semakin keras
“Dasar anak itu..”
“Pengecut”
Deg
Ucap seseorang entah siapa, tapi yang jelas
suarabarusan dapat dengan jelas ditangkap oleh Minho.
Minho geram, Kesabaranya sudah Habis
“Tunggu!”
Ucap Minho lantang, menghentikan langkah Wooyoung
dan Hara, juga langkah siswa siswa lainya.
Wooyoung dan Hara menoleh pada sang pemilik
suara, siapa lagi kalau bukan Choi Minho. Namja yang sedari tadi diam seribu
bahasa di tengah sana.
Minho kini berhasil mendapat perhatian seluruh
siswa, ia seorang diri berdiri disana, Minho menatap Wooyoung tajam, Minho
mengambil bola basket yang tergeletak tak jauh dari kakinya, men-dribble nya
sesaat.
Pandangan tajam Minho beralih pada ring basket
dihadapanya,
Apa yang dia lakukan sekarang? Minho membidik,
ia bersiap untuk menembak bola, dan..
Masuk!
Bola itu dengan begitu mudahnya masuk kedalam
ring itu.
“Whoaah!”
semua orang disana dibuat tercengang,
bagaimana tidak? Minho berhasil mencetak angka dengan jarak shoot sejauh itu,
luar biasa!
“Akan Kulakukan!”
Ujar Minho dengan pasti, matanya menatap tajam
pada sang kapten basket, Jang Wooyoung.
“Aku akan ikut dalam pertandingan besok,
Kapten” tungkasnya lagi
Membuat semua orang disana tercengang hebat.
Wooyoung menyunggingkan senyum, mata elang
miliknya membalas tatapan tajam Minho
***
Jam istirahat yang begitu panas dan
mendebarkan. Bel pun berbunyi, menandakan istirahat telah usai, semua murid
berhambur memasuki kelas masing masing, begitu juga Wooyoung, Hara dan Minho.
Hara memasuki ruangan dengan tersenyum lebar,
tidak sadar sedari tadi semua murid disana memperhatikan dirinya dengan sedikit
aneh.
Hara duduk di bangkunya tak sadar akan
kehebohan apa yang ia ciptakan tadi. Seohyun dan Nana langsung berhambur menuju
meja Hara, dan duduk disebelahnya
“Aigoo Hara-ya!” Seohyun mendaratkan jitakan
di kepala Hara
“Aduh!” Hara meringis memegangi kepalanya
“Seo! Sakit tahu” protes Hara
“Kau tahu apa yang kau lakukan barusan?” Ujar
Seohyun lagi, dan hanya di balas gelengan kepala oleh Hara
“Aishh.. kau menciptaan keributan begini.. ah
sudahlah..” Seohyun menghentikan pembicaraanya
“Kau benar benar.. apa kau menyukainya?” Tanya
Seohyun lagi
“Apa? Aku? suka pada siapa?”
“Minho! Kenapa kau begitu membelanya!”
“Ti.. tidak.. aku hanya..”
Omongan Hara terhenti ketika Minho muncul di
ambang pintu, Minho memasuki ruangan dan melangkahkan kakinya menuju bangku
miliknya, Hara menatap Minho, ditengah langkah kakinya.. Minho Menoleh pada
Hara, pandangan mereka bertemu-
Hening. Tak ada sepatah kata pun terucap,
mereka terlalu sibuk dengan fikiran mereka masing masing
“Semuanya Duduk”
Taeyeon-sam pun memasuki ruangan, semua murid
mulai bergegas menuju ke tempat duduk mereka masing masing, Hara dan Minho pun
memalingkan pandanganya satu sama lain
Pelajaran pun dimulai
***
Beberapa Jam berlalu, tak terasa pelajaran
yang cukup menyenangkan bagi Hara berakhir
“Selamat Siang” salam Taeyeon-sam sebelum ia
meninggalkan ruangan kelas
“Yeaaah akhirnya pelajaran Taeyeon-sam selesai
juga” celetuk Seohyun sambil meregangkan kedua lenganya
Seohyun dan Nana kembali berhambur ketempat
duduk Hara, melanjutkan interogasi mereka yang sempat terpotong tadi
“Ya Hara Hara!” panggil Nana
“apa lagi? Pasti kamu ingin bertanya tentang
Minho? Atau Wooyoung oppa?” tebak Hara
“Nah.. tuh kamu tahu”
Seohyun menggeleng gelegkan kepalanya heran
dengan sahabatnya yang satu ini, “Iya Hara, kau tahu betapa terkejutnya aku
saat kau membawa Minho ketengah lapangan? Hah benar benar kau”
“Memangnya kenapa? Aku hanya ingin membantu
Wooyoung oppa mengusulkan sesorang yang akan ikut pertandingan besok”
“Aduh tapi Hara.. kenapa harus si cowok dingin
itu sih?
“memangnya kenapa? Aku pernah lihat dia hebat
bermain basket”
“Ya ya ya terserah kau saja lah” Seohyun kini
kalah debat
“Tapi tak disangka ya.. dia mau ikut serta
dalam pertandingan itu” Ujar Seo lagi
“Ya.. betul juga, setidaknya dia memiliki
keberanian dalam situasi seperti itu” timpal Nana menerawang jauh
Hara terdiam, matanya memutar, melirik ke arah
meja Minho di sudut sana, tetapi sang pemilik tempat duduk itu sudah tidak ada
ditempatnya, kemana dia? Entahlah
“Ah.. ngomong ngomong pelajaran terakhir
adalah pelajaran Gyuri-sam kan? Kemana ya kok belum datang” ucap Hara
mengalihkan pembicaraan
Seohyun dan Nana melirik satu sama lain dan
menatap Hara dengan pandangan aneh
Hara kembali menatap bingung “Wae?”
“tidak biasanya kau menanyakan guru sejarah
itu”
Nana mengangguk, “Ya, sejak kapan kau senang
belajar pelajaran Gyuri-sam”
Hara mendelik, kenapa kedua sahabatnya ini
mendadak kritis terhadapnya, semua hal ditanyakan hah dasar dua orang ini.
“Semuanya, Gyuri-sam tidak masuk, dia ada
rapat para dewan guru, kita bebas di pelajaran terakhir ini hingga bel pulang
sekolah nanti” Teriak Jinwoon sang ketua kelas dengan lantang didepan kelas
Serempak seluruh murid dikelasku bersorak
gembira, aku juga sangat senang, karena memang pelajaran sejarah itu pelajaran
yang sangat membosankan, aku langsung mengeluarkan buku kesayanganku berniat
melanjutkan menulis novel yang menjadi cita-citaku sejak kecil
Ya, itu niatku, sebelum Seohyun dan Nana
menariku secara paksa bergegas menuju ke kantin
“Ya Seo Nana! Jangan tari tarik begini dong
sakit tahu!” protes Hara namun tak dihiraukan sedikitpun oleh Seohyun dan Nana
***
setelah beberapa lama menyantap beberapa
cemilan di kantin perut Nana dan Seohyun mulai terasa begah, kedua anak itu
terus memegangi perutnya yang begitu penuh oleh makanan
“Ah... kenyang sekali aku”
“Aku juga..”
Sektika tawa Hara pecah melihat kedua
sahabatnya ini “Hahaha siapa suruh kalian makan banyak begitu”
Seohyun dan Nana mendelik dan melemparkan
tatapan buat yang menagtakan –awas-kau-hara- seketika Hara hanya tertawa
menunjukan giginya dengan tanda p-e-a-c-e di kedua tanganya
Bel pulang akan sekera berdering, sebaiknya
mereka kembali ke kelas bersiap-siap untuk pulang
“Eh.. itu kan Minho?” celetuk Seohyun yang
tidak sengaja melihat Minho melintas di koridor sana
“Mana?” ujar Hara mencari cari, matanya
mengikuti arah yan di tunjukan Seohyun
“Oh itu dia, kesana yuk!” Hara bergegas
menghampiri Minho saat matanya menangkap sosok jangkung itu
Seohyun dan Nana menggeleng-gelengkan
kepalanya heran, namun mereka mengikuti sahabatnya yang satu itu
“Minho!” panggil Hara
Minho menoleh, tetapi beberapa saat Minho
melanjutkan aktivitas nya berjalan menuju kelas
“Ya Minho!” panggil Hara lagi, kini dia
berjalan disamping Minho, sedangkan Seohyun dan Nana mengikutinya dibelakang
Minho berdecak “lagi lagi kau. Ada Apa? mau
membuat keributan lagi?”
Apa? Keributan katanya? Hara mem-poutkan
wajahnya, merasa tidak terima, “Ya! Aku kan hanya ingin membantu” protes Hara
Minho menghentikan langkahnya dan menoleh ke
arah Hara disebelahnya, yeoja di sampingnya ini begitu mungil, badanya kurus
dan kecil, berbeda dengan dirinya yang begitu jangkung, membuat Minho harus
sedikit menunduk untuk bicara denganya
Minho menatap Hara dingin, sedangkan Hara
masih memasang pout di wajahnya
“Wae?” tanya Hara
Minho menggeleng-gelengkan kepalanya “Aku
heran apa yang salah dengan otakmu”
“Apaa?!”
Hara tampak kesal, mungkin sekarang sudah
muncul dua tanduk di kepalanya, huh Minho tidak pernah berubah, kata-katanya
selalu seenaknya
Hara menghela nafas pendek
“Tapi aku tidak menyangka, kau melakukan shoot
dengan jarak sejauh itu, hebat!”
...
Mata Minho melebar, ia merasa jantungnya
berdetak lebih cepat barusan, apa sih yang dia katakan? Kenapa dia terus
terusan berkata seperti itu
Mata Hara berbinar “Dan aku tidak menyangka
kau akan ikut pertandingan besok hehe”
Seketika Minho menoleh pada Hara, masih dengan
binaran mata itu.. senyuman itu.. sebenarnya apa yang kau fikirkan dari tadi
Minho?
Minho berdecak dan memalingkan wajahnya dari
Hara, ia mempercepat jalanya meninggalkan Hara dibelakang
“Ya Minho!” Panggil Hara dan mulai menyusul
Minho
“Kyaa itu Minho oppa!”
“kufikir dia berhati dingin dan jahat, tetapi
tak disangka tadi dia keren sekaliii”
Segerombolan gadis ini berpapasan dengan Minho
dan menghalangi jalan Minho, sepertinya gadis gadis ini adalah junior kami
Langkah Minho terhenti, begitu juga dengan
langkahku Seohyun dan Nana
“Oppa... shoot mu tadi hebat sekali”
“ya ya itu benar oppa, aku melihatnya tadi!”
Minho hanya terdiam, dia berdecak dan membuang
mukanya
“Cih, minggir kalian menghalangi jalanku
saja!”
Gadis gadis itu mendadak diam, terkejut dengan
nada tinggi nan pedas yang dilontarkan oleh seorang Minho, begitu juga Hara, ia
melongo tak kalah kagetnya dengan apa yang ia dengar barusan
Minho tak menghiraukanya, ia lantas pergi
meninggalkan segerombolan gadis gadis itu tanpa rasa kaishan sedikitpun
“Minho oppa..”
“kenapa dia begitu”
Terdengar keluhan keluhan dari mereka tapi
Minho tak menggubrisnya sedikitpun
Hara mendengus kesal, apa apaan cowok itu?
“Ya Minho!” panggil Hara namun Minho tetap
berjalan pada jalanya
“Minho!”
PLAK PLAK
Seketika Hara memukul pundak Minho keras,
membuat Minho menoleh dan meringis sakit, Seohyun dan Nana tak kalah
terkejutnya melihat tingkah Hara barusan
“Hei apa apaan sih?!” protes Minho
Hara mendelik, “Apa itu hobi mu hah? Menyakiti
hati orang yang berusaha bersiap baik padamu?!”
Minho tak mengerti, yeoja ini pasti sudah
gila, batin Minho“Apa yang kau bicarakan seenaknya memukul orang!”
Bukanya mengindahkan pertanyaan Minho, Hara
malah memukul pundak Minho lagi dan lagi, bahkan kini lebih keras dibanding
sebelumnya
Minho terus mencoba menangkisnya “Ah... aduh,
Ya Hara apa kau gila?!” kalau tidak ingat Hara itu cewek, mungkin Minho sudah
menghabisi Hara sekarang juga
“dasar kau cowok tidak punya perasaan! Dingin!
Kasar! Seenaknya saja! Tidak tahu sopan-santun, Jahat! Pengecut!” ujar Hara
bertubi-tubi
“Apa katamu?!” ujar Minho dengan nada tinggi,
ia terlihat tidak terima oleh semua cacian Hara
“Bagaimana rasanya?” tanya Hara
“Mwo?!” Minho semakin tidak mengerti
“Ya aku tanya padamu bagaimana rasanya? Apa
kau senang aku terus terusan mencacimu dan berkata seenaknya tentangmu
barusan?!” Tanya Hara bertubi tubi
Minho tak mengatakan apapun, ia hanya
memandang kesal sambil memegangi pundaknya
Hara menyipitkan matanya dan tersenyum remeh
“Kau mau apa kau? kau mau protes tentang apa yang ku ucapkan barusan?”
“Kenapa? Kenapa kau harus protes? Bukankah
setiap saat kau selalu berkata seperti ini?”
“Bukankah ini memang gayamu? Lalu kenapa kau
melarangku?”
Minho tidak membalas ataupun pergi dari sana,
ia tak tau apa yang diucapan Hara, tapi kata kata Hara barusan..
“tidak-kah kau fikir bagaimana perasaan
orang-orang yang kau sakiti barusan? apa kau tidak memiliki kata-kata yang
bagus untuk kau ucapan?!”
Raut amarah Minho memudar
“setidaknya tersenyumlah.. dan katakan
terimakasih, itupun sudah cukup”
Apa katanya barusan? Tersenyum..?
terimakasih..?
Cih apa apaan dia.. Gadis ini benar benar,
tapi ..
Minho terdiam, matanya yang sedari tadi
menatap tajam yeoja di depanya ini berubah drastis, entah pandangan apa itu
Merasa masih kesal dengan Minho, Hara pergi
meninggalkan Minho yang masih mematung, Seohyun dan Nana yang sedari tadi masih
mengikuti Hara dibeakang tak kalah herannya, ia mengikuti Hara pergi dan
memasuki kelas
Terpecahkan dari lamunan Minho, ia kembali
berjalan menuju kelas menyusul ketiga yeoja yang ia anggap aneh barusan..
***
Bel pulang berbunyi, semua murid berhamburan
keluar kelas,seperti biasa Hara pulang sendiri dengan berjalan kaki, bergegas
berjalan keluar gerbang
Sebelum sepasang mata Hara menangkap seorang
Namja hangat yang ia kenal dekat, Jang Wooyoung. sedang apa dia berdiri disana?
Wooyoung bersandar di pintu gerbang sana,
sedang apa kira kira?
“Oppa!” sapa Hara
Seketika Wooyoung menoleh, dan senyum
mengembang di wajahnya, senyum Namja ini begitu hangat.. menenangkan, sosok
seorang laki-laki baik yang hangat, beruntung Hara bisa akrab dengan pria ini
yang tergolong sulit untuk didekati oleh gadis-gadis lain
Hara memperhatikan Wooyoung yang berada di
hadapanya “Sedang apa disini?”
Wooyoung tersenyum, bukanya menjawab
pertanyaan Hara ia lantas mengacak-acak rambut Hara yang sepertinya sudah
menjadi kebiasaanya
“Ya Oppa!”
“Haha tentu saja menunggumu” ujar Wooyoung
penuh senyum
Hara memasang wajah bingung sekarang, kenapa
seniornya ini menunggunya? Berbagai pertanyaan muncul dikepalanya
“Kenapa menungguku?” tanya Hara
“Hem.. kenapa ya?” Wooyoung mengedarkan
pandanganya ke arah sekelilingnya seperti menggoda Hara, Hara hanya
memperhatikan seniornya ini tak mengerti, kemudian Wooyoung pun kembali menatap
Hara dengan pasti
“Aku ingin berjalan-jalan sebentar denganmu
sebelum pulang, apa kau keberatan?”
“Eh..?”
Rasanya ada yang aneh, Hara memperhatikan
sekeliling, memperhatikan orang-orang di sekitarnya, benar saja! Perbincangan
mereka berdua tak lepas dari pandangan orang-orang disekitarnya, tidak lain
tidak bukan adalah gadis gadis yang berusaha merebut hati sang kapten basket
ini. hah.. Hara bisa mendapatkan banyak musuh kalau begini
Wooyoung yang terus memperhatikan Hara dan mulai
dibuat bingung “Hara? Ada apa? Bagaimana? Ayo kita pergi” ajak Wooyoung
“er.. tapi oppa, apa tidak apa apa?” tanya
Hara dengan ragu, matanya masih memperhatikan sekelilingnya
Wooyoung mengangkat alisnya “apanya?”
“Apa tidak apa apa aku dekat-dekat denganmu
begini? Sepertinya kau bisa repot oppa” jawab Hara seadanya
Tawa Wooyoung pun pecah seketika, dasar yeoja
ini, kenapa dia selalu terlihat imut dimatanya? Kembali dengan gemas Wooyoung
mengacak-acak rambut Hara
Wooyoung tersenyum jahil “Sudahlah biarkan
saja”
“Mwo?”
Wooyoung mulai berjalan mendekat pada Hara,
dan mulai merangkul Hara.. mata Hara melebar, sontak murid murid yang sedari
tadi memperhatikan mereka berdua pun terkejut
“Aaaaa oppa andwae!”
“Anak itu lagi.. apa anak itu benar benar
pacarnya?”
Benar bukan? Mereka pun mulai ricuh dengan apa
yang mereka lihat kini sang kapten basket itu tengah merangkul seorang yeoja
disana, bagaimana tidak? Ini cukup membuat hati para gadis lain kecewa
“Oppa! Apa yang kau lakukan?” Ujar Hara panik
Wooyoung tersenyum, “sudahlah jangan
dihiraukan” lantas Wooyoung langsung pergi dari sana masih bersama Hara dalam
rangkulanya
“Oppaaa andwae!”
“Dasar Hyung.. ternyata dia mengincar cewek
itu”
Terdengar suara suara dibelakang yang
membicarakan Wooyoung dan Hara, namun Wooyoung tetap berjalan santai tanpa
menggubris sedikitpun, berbeda dengan Hara yang sedari tadi panik dengan sikap
Wooyoung yang begitu tiba tiba ini
Di depan ada tikungan, mulai dari sana lah
mereka bisa bernafas lega, karena setelah melewati tikungan itu maka mereka
sudah tidak terlihat lagi dari sekolah
Hara, masih dalam kepanikanya “Oppa!”
“Hm?” Wooyoung menoleh
“Aish oppa! Kau ini benar benar”
“haha tenang saja Hara,”
“Oh ya, bagaimana kalau kita mampir ke kedai
itu untuk minum teh hangat? Sepertinya sebentar lagi memasuki musim dingin,
angin juga sudah terasa dingin” ajak Wooyoung yang dibalas anggukan kepala oleh
Hara
***
Setelah memesan dua cangkir teh hangat, dua orang itu, Hara dan Wooyoung berbincang
dengan riang sambil sesekali meneguk teh pada cangkir dihadapanya
Waktu demi waktu, hari sudah mulai gelap,
sebaiknya mereka kembali melanjutkan perjalanan pulang. sekali lagi Wooyoung
bersikeras untuk mengantar Hara sampai kerumahnya, Mereka pun berjalan
berdampingan,
“Hara” panggil Wooyoung
“Ne?”
“hm.. kenapa tadi kau tiba tiba mengusulkan
Minho untuk ikut pertandingan?”
“Oh.. itu, saat itu aku sedang pulang
terlambat kulihat Minho sedang bermain basket di lapangan indor yang jarang
terpakai itu, dia hebat sekali oppa! Ia bisa memasukan bola ke ring dengan
begitu mudah!” jelas Hara begitu bersemangat
Wooyoung tersenyum, “tapi Hara, bukankah aku
yang seharusnya memilih pemain untuk menggantikan Suho?” ujar Wooyoung
Langkah Hara terhenti, ia menoleh ke arah
Wooyoung dengan tatapan sesal, bodohnya dia, lagipula siapa dia? bisa bisanya
dengan begitu tiba tiba meminta Wooyoung untuk memasukan Minho ke dalam tim..
semua rasa bersalah dan malu berkecamuk dalam fikiran Hara
Hara menunduk penuh sesal “Mi.. Mianhae oppa..
aku tidak bermaksud..”
Seketika Wooyoung menoleh ke arah Hara,
memandangnya dengan tatapan sayang, entah apa arti tatapan itu..
Wooyoung tersenyum, tangan kanan-nya mulai
meraih pipi Hara yang mulai dingin karena memang udara di saat itu mulai terasa
dingin.
Mata Hara membulat, dirasakanya jemari Namja
di hadapanya ini mulai meraih pipinya, perlahan Hara mendongak, dan mulai
menatap seniornya itu, pandangan mereka pun bertemu-
Sekali lagi Wooyoung mengembangkan senyumnya,
memandang yeoja di hadapanya ini dengan lembut
“haha aku hanya bercanda Hara..” ujar Wooyoung
dengan tawa kecil
“tapi aku baru sadar kalau aku terlalu ikut
campur oppa, mianhae..”
Wooyoung menghela nafas pendek “Hm? kau tak
perlu minta maaf Hara, justru aku yang berterimakasih padamu karena membantuku”
sekali lagi ia tersenyum
“Hanya saja...”
Hara masih menatap Wooyoung dengan penuh
penyesalan
“Hanya saja apa oppa?” tanya Hara
“hanya saja, jika kau terus-terusan membela
dan memuji orang itu seperti ini.. aku bisa iri padanya”
Deg
Apa yang dikatakannya barusan? apa maksud
Wooyoung tadi? Hara benar benar belum bisa mencerna perkataanya dengan baik,
Hara masih menatap Namja itu penuh tanya
Keduanya hanya terdiam, begitu juga Wooyoung,
ia tak menghiraukan gadis di hadapanya ini yang pasti ia belum mengerti apa
maksud dirinya barusan
Hara masih terus menatap Wooyoung, mata Hara
mulai melebar ketika ia dapati Namja di hadapanya ini mulai mendekat pada
dirinya, Apa ini? apa yang sebenarnya terjadi?
Wooyoung semakin mendekat- semakin dekat-
Kini wajah mereka tidak lebih dari 5 cm,
keduanya kini dapat merasakan hembusan nafas dari diri mereka.
Jantung Hara berdetak lebih cepat ketika
Wooyoung meletakan jemarinya di sudut bibir Hara-
Deru nafas semakin menderu di ikutin dengan
detak jantung yang tak karuan, bisa di rasakan aliran darah yang mengalir lebih
cepat dari biasanya
Bersama Hembusan angin dingin malam itu..
Sekali lagi Wooyoung mengurangi jarak di
antara mereka,
Semakin mendekat lagi- dan lagi-
Hara mengepalkan tanganya, ia pun mulai
memejamkan matanya-
_________________________________________________________________
N/B : Annyeong^^ udah lama enggak ngelanjutin ff hehehe udah hampir 4 bulan nih dari part terakhir baru dilanjut lagi, sebenernya cerita kelanjutanya emang udah ada, cuma belum sempet ngetik karna kemaren sibuk kuliah, haha biasa mahasiswi baru -_-v makasih yang udah baca terutama Indah Suci Fitria yang sampe mention ke twitter hehehe gracias for visit see ya di part selanjutnya♥
Next Part : Part 6
Next Part : Part 6
Regard : @cicicipta
uanjrot so sweet abis wooyoung, jadi cinta ama wooyoung gimana dong nih, minho tarik aku lagi/? yakk pabo ya! wooyoung jangan seenaknya aja kisseu kisseu koala, lanjuut penasaran :-D
ReplyDeleteiya itu kayak menjurus ke kisseu wkwk tapi jadi gak yaa... XD
Delete/tutup muka/ wooyoung mau cium hara tuh? wuaah ><
ReplyDeletehmm... coba aja nanti di chap selanjutnya hehehe XD
Delete