Saturday, July 9, 2016

In Conversation with Dee

Pagi itu, saya belum pulang kerja dari shift malam, terus langsung naik kereta dari Stasiun Sudimara ke Stasiun Cikini demi ketemu Dee Lestari.

Jam 10:00 nanti, bakalan ada Dee si penulis novel fenomenal dan terkenal yang akan mengisi acara Festival Literasi di Taman Ismail Marzuki.

Belum lama ini saya mulai suka sama dia, tepatnya, suka sama karya-karyanya. Tulisanya yang matang dengan bumbu pengetahuan yang segar membuat tulisanya tampak semakin cerdas. Kerapkali saya dibuat terkesan oleh ending yang nggak diduga-duga. Dan nggak perlu nunggu untuk membaca semua novelnya, saya menobatkanya menjadi penulis idola, dan bertekad akan membaca seluruh novelnya.

Dee bercerita, penuh makna. Walaupun saya sampai disana agak telat, tapi nggak akan saya biarkan kata-katanya terlewat begitu saja.

Dee bilang,

"Dalam sebuah cerita, yang terpenting bukanlah 'konten-nya' namun cara menjabarkanya, informasi itu ada, selalu ada. Tapi yang jadi masalah utama adalah bagaimana cara memasukkanya kedalam cerita"

Dan ini menyadarkan saya, tentang bagaimana gampang sulitnya membuat cerita. Ide cerita yang sangat luar biasa, bisa menjadi biasa hanya karna penyampaian yang salah. Namun ide yang biasa saja, bisa menjadi luar biasa dengan cara penyampaian yang mempesona. Disitulah letak tantanganya.

Dee juga bilang,

"Masa kita beristirahat sama berharganya dengan masa kita bekerja. Jika terus-menerus disitu, kita bisa kelelahan. Hargai fitrah kamu, hargai untuk menikmati hidup. Berikan rehat sebagai siklus dalam kerjaan"

Fantastis. Kadang saya berfikir, apa orang sukses selalu berdarah-darah? apakah orang sukses nggak pernah bisa tidur nyenyak? apakah kalau saya mau sukses saya juga harus berdarah-darah? nggak bisa menghirup nafas lega dan santai? jawabanya pasti 'iya' karena sukses bukan perihal yang didapatkan dengan mudah. Namun Dee menjawab lebih indah, Kita memang harus tetap berusaha keras, namun kita juga harus menghargai fitrah untuk menikmati hidup, harus tetap memberikan rehat sebagai siklus dalam kerjaan.

Dan nantinya, kita akan kembali bersemangat lagi.

Dee melanjutkan,

"Jika kamu merasa lelah dalam membuat novel, dan cuma semangat di awal aja terus pas ditengah-tengah mengendur.. ingatlah struktur 3 babak dan bikin deadline! dan Ingat akan satu hal..." 

"Yang paling penting dan utama dalam membuat suatu karya, bukanlah diterbitkan ataupun difilmkan, tetapi diselesaikan"

Tepuk tangan menggema Teater Kecil Taman Ismail Marzuki. Bulu kudukku berdiri, merasakan begitu kuat dorongan motivasi yang dibawanya. 

Seseorang mulai mengacungkan tangan dan bertanya pada sang penoreh tinta Supernova itu, "Bagaimana cara Dee membuat cerita? datang darimana ide-ide itu?"

Semua semakin bersemangat, tidak sabar menanti jawaban,

"Semua penulis punya kegelisahan, yang setiap personalnya punya kegelisahan yang berbeda-beda. Hidup itu adalah rangkaian tanda tanya yang ditengahnya ada titik titik kosong yang belum terjawab, dan upaya menjawabnya adalah bagaimana seorang Dee berkarya"

Tepuk tangan membanjiri Teater kedap suara itu, namun Dee melanjutkan lagi

"Dalam seni, mereka berkarya karena mereka gelisah dan selalu ada pertanyaan yang ingin mereka jawab"

Baddas. entah kenapa ia begitu bersinar didepan sana, dan hari itu juga, saya telah menjadikan dia tokoh inspirasi.

Namun saat sang tokoh inspirasi itu ditanya, "Siapa tokoh inspirasi Dee?"

Dee menjawab, Dee tidak pernah terkunci oleh satu tokoh inspirasi saja

"Hidup inilah yang menginspirasi, bukan tokoh inspirasi"

Cantik sekali. Kembali lagi, ternyata memang hidup lah yang selalu menjadi guru, hidup lah yang selalu mengajarkan apa arti dari semua kejadian, bukan siapapun.

Siang itu Dee sukses membuat saya terkesima, dan detik ini juga saya kembali terkesima saat mengingat apa yang ia katakan pada siang itu. Dan semoga ini bermanfaat bagi kalian yang membacanya dan mungkin juga mengidolakanya.


***********


Ngeksis dulu dicoretan masyarakat yang dipajang depan festival..



Tadinya mau minta tanda-tangan Dee, tapi saya lupa bawa bukunya huhuhu, akhirnya foto Dee nya aja lah/?



Oh iya mau cerita dikit, abis dari sini kita makan bakso didepan Taman Ismail Marzuki.. eh ada demo lho, keburu takut kita langsung abisin baksonya terus langsung caw ke kampus impian, Universitas Indonesia. Ngapain? nyari jodoh lah~ nggak. nggak. Abaikan yang tadi.


Koleksi buku Dee yang udah dibaca, Soon.. Petir, Im coming!!!!






Udahan dulu.
Salam sayang dari Cici, Anis dan Kak Cici.
Mwa!





Regards : cicicipta
Tangerang, 2 Juli 2016
Challenge : One Day One Post with Anissun

My Wedding Day

Aku pernah memimpikan suatu pernikahan yang meriah, bersama pemuda sholeh yang senyumnya menghangatkan.

Aku pernah memimpikan suatu pernikahan yang tidak harus megah, namun membahagiakan. Membawaku dan calon suamiku ke depan pintu gerbang rumah tangga yang sakinah mawadah warahmah.

Lelaki yang sudah sah menjadi suamiku itu menggenggam tanganku, melingkarkan cincin dijari manisku.
Lalu ia.. mengecup lembut tanganku.

Aku tatap wajahnya dan aku kaget bukan main..
Suamiku... Lee Minho?

            Duk. Ah

Apa ini mimpi?

Aku baru sadar, aku memang sedang bermimpi. Saat aku mengernyitkan mata, tiba-tiba terdengar suara mbah membangunkanku dan kurasakan punggungku ditepuk-tepuknya.

"Cii.. tangi.. uwis awan" *1

"Hmmm?"

Aku mengucek mata, silau menerpa dua manik mata hitamku. Aku menggeliat, lalu kembali memeluk guling empuk disampingku, berharap ketika aku bangun nanti guling itu benar-benar jadi Lee Minho.

Puk

Aduh

Tangan mbah kembali menepuk bokongku dan aku sepenuhnya terbangun.

"Kenopo to, mbah?" *2

Aku bangun, merapihkan rambutku yang masih tetap mampu terlihat seperti Soyou meski baru saja terbangun dari mimpi indah.

"Enek koncomu" *3

"Hah? siapa?"

Aku panik, aku belum mandi, siapa juga yang tiba-tiba datang ke rumah nggak bilang-bilang dulu?

Aku cuci muka, pakai gamis seadanya, menyambar cepat kerudung bergo yang disampirkan di gantungan lemari.

Aku mengintip dari pintu, dan kubuka pintu.

"Happy Wedding Ciciiiiii!!!!"

Anis, Kak Cici, Kak Amoni, dan Kak Wahyu dateng bawa kue pernikahan.

Pernikahanku yang semula hanya mimpi, kini jadi kenyataan! terimakasih Anis, Kak Cici, Kak Amoni, Kak Wahyu!

Semoga menjadi keluarga yang sakinah mawadah warohmah. Selamat menempuh hidup baru, Cici dan Suami (yang masih nun jauh disana)


✿✿✿✿✿✿✿✿✿✿


Done ya nissss!!!
ini adalah Challenge yang dikasih Anis waktu ngasih kue pernikahan beberapa bulan yang lalu hahahaha, maafkan baru terbayar sekarang😂

Nb : Ini cerpen nis ini cerpen. Cerpen sesuai permintaan. Dan gakboleh protes apapun cerpen nya! wkwkwk


✿✿✿✿✿✿✿✿✿✿


Berikut terlampir, foto-foto pernikahan.













 ✿✿✿✿✿✿✿✿✿✿

Catatan kaki :
1.) Ci, bangun udah siang
2.) Kenapa sih, mbah?
3.) Ada temen kamu

✿✿✿✿✿✿✿✿✿✿


Such a wonderfull birthday!
Kue ulang tahun ter-gokil yang pernah gue terima!!
Bunch of love for you, Thank you, My best





Regards : cicicipta
Tangerang, 1 Juli 2016
Challenge : One Day One Post with Anissun

Bukber (Buka Bersama atau Buka Berdua?)

Peringatan!! : Tulisan yang ada dibawah ini nantinya akan sangat berbeda dengan judul yang tertera diatas.




 Ramadhan telah tiba 
telat, banget, Ci.

Saya cuma memutar ulang waktu sebulan yang lalu aja. Sebulan yang lalu saya bahagia banget menyambut bulan penuh berkah ini. Nggak kayak Ramadhan tahun-tahun sebelumnya, Ramadhan tahun ini membawa kesan lebih 'special' menurut diri saya sendiri. Kenapa? cuma saya dan Yang Maha Tahu yang tahu.

Nggak kerasa sebulan lewat. Kali ini saya bilang 'nggak kerasa' bener-bener nggak merasa, yang dalam artian "loh, kok udah mau lebaran aja?" "lah kok udah mau syawal aja?" dan lho lho yang lainya.

Jujur. Saya senang dengan datangnya bulan penuh ampunan ini. Bulan dimana semua amalan dilipat gandakan, Senang banyak orang ramai-ramai merayu Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Senang juga karena saya tahu, di bulan-bulan inilah ajangnya menjalin tali silaturahmi. Kenapa? secara nggak langsung ritual acara buka puasa bersama itu menjadi salah satu moment buat bersilaturahmi.

Walaupun banyak juga pandangan miring tentang negatifnya acara bukber-bukber seperti yang terlampir di situs Hipwee.com yang gencar disetiap malam bulan Ramadhan, tapi menurut pemikiran saya sendiri ini masih dalam dampak positif.

Kenapa? Karena ini termasuk 'pilihan' dan bagaimana individu masing-masing menyikapinya.

Memang, beberapa dampak negatif yang disebutkan dalam salah satu artikel disana 'bisa jadi' memang banyak yang beranggapan seperti itu tapi menurut saya kembali lagi, itu adalah 'pilihan' dimana individu tersebut bisa menolak atau meng-iya kan. dan ini sepenuhnya BUKAN salah acara turun-menurun yang dinamakan dengan BUKBER. Bukan.

Terlampir, Setuju atau tidak, di balik acara buka bersama, ada misi terselubung pamer kekayaan dan pencapaian.

Justru, menurut saya, Bukber yang biasanya dilakukan oleh sekelompok orang, bisa sekelompok pebisnis sukses, atau sekelompok remaja yang lagi reuni SMA, reuni SMP sampai reuni SD, bisa menimbulkan dampak positif. Alur pembicaraan bisa menjadi lebih luas dengan membicarakan karir masing-masing. Bisa tahu pencapaian teman-teman kita seperti apa, berbagi tips sukses, sampai berbagi kisah-kisah inspiratif agar semangat lebih membara. Pamer kekayaan dan pencapaian? No. Mungkin itu sebagian kata yang terkadang muncul apabila ada rasa iri dalam hati apabila tidak senang atau iri atas pencapaian teman kita. Lagi pula niat pamer nya seseorang itu tidak ada yang tahu, itu abstrak, itu.. ambigu. Darimana kita tahu dia pamer? Teman kita membawa mobil pada saat bukber lantas mengganggap dirinya pamer kekayaan dan pencapaian?. Sesungguhnya yang tahu akan niat seseorang itu hanya dirinya sendiri dan Penciptanya. Siapa tahu dia membawa mobil karena takut hujan? ya atau karena memang sekarang kendaraan itulah yang ia miliki. Dan apa salahnya?

Poin berikutnya, Tajuk utamanya sih buat sekalian silaturahmi, tapi nyatanya malah fokus sama gadgetnya masing-masing.

Kembali ke diri masing-masing dan bagaimana suatu perkumpulan itu menyikapinya. Sibuk ke gadget bisa ada banyak kemungkinan, bisa mungkin keabisan topik pembicaraan? Bisa. atau megang gadget cuma untuk upload foto di path atau instagram? Bisa. Bisa aja kan menciptakan suatu permainan supaya ada interaksi? atau bertukar cerita. Jujur, saya dulu pernah jadi tipe yang kayak gini HAHAHA sibuk sama gadget saat orang lain bercerita, dan itu alasanya, 1. karena saya nggak tau mau menimpali cerita kayak gimana. dan 2. karena saya bingung mau ngomong apa. HAHAHAHA. Tapi InsyaAllah sekarang mah nggak, coba gak megang hp pas kumpul dannn coba ikutin alur pembicaraan aja walaupun kadang ga ngerti atau bingung, ya maklum saya mah apa atuh pendiem /lalu di tabok/
Jadi intinya urusan gadget mah ya bukan di bukber doang lah ya.. pas lagi ngumpul pun juga banyak kok yang autis ke gadgetnya masing-masing jadiii back to poin 'bagaimana individu itu menyikapinya'.

Poin selanjutnya, Bukber adalah momen tepat untuk bicara keseruan masa lalu, tapi ujung-ujungnya malah jadi ajang gibah.

Yaaaa ini mah bukan salahnya bukber juga lah ya, mau dimana aja juga bisa kok gibah😂 Kembali ke poin balik lagi ke menyikapi keadaan , sebagai salah satu orang yang sadar kalau gibah itu adalah perbuatan tercela mungkin bisa men-stop alur pembicaraan biar gak merembet, jangan malah nambah-nambahin, ya alihin aja pembicaraan ke obrolan netral yang nggak mengarah ke gibah, kayak ngomongin film bioskop yang lagi hitzzz? "eh eh lu pada udah nonton Conjuring 2?" misalnya gitu. "Ah udah lama itu mah gua nonton, norak lau" jawab satu orang temen. "Anjir lu tau nggak? gua nonton yang midnight!" timpal temen yang lain. dan bla bla bla jadi pada cerita pas mereka nonton conjuring 2 kan? and no gibah😂

Acara bukber juga bisa bikin rasa gengsimu meninggi. Demi prestis kamu rela boros deh~

Nggak kok, fair fair aja teman-teman saya mah pas lagi diskusi tempat bukber "tempatnya yang pas dikantong juga dong" wkwk jadi tergantung bagaimana cara memanage uang biar irit tapi tetep bisa kumpul, kalau mikirin gengsi juga mah ga selesai-selesai

Bulan Ramadan harusnya jadi ajang memperbaiki diri, bukan malah melewatkan solat Maghrib, Isya dan tarawih karena bukber.

Oh yang ini bener-bener ke individu masing-masing. HAMPIR SELURUH bahkan SEMUA tempat makan atau restoran restoran menyediakan tempat beribadah kok, bisa kan izin sebentar keluar dari kerumunan dan ke tembat sembahyang? atau lebih bagus lagi mengingatkan "eh sholat magrib dulu yuk". Solat terawih yang terlewat juga sebenarnya sangat disayangkan, tapi banyak pilihan di tangan, bisa aja kamu milih pulang duluan? atau solat terawih secara munfarid. Kalau solat isya kelewat? nggak mungkin lah ya kecuali kalau abis bukber terus kelupaan ketiduran sampe subuh😂

Kamu bisa mengecewakan ibumu. Padahal dia sudah masak makanan kesukaanmu supaya bisa melihat senyummu di meja makan.

Mengecewakan ibu bisa diantisipasi dengan kamu sudah bilang jauh-jauh hari sebelumnya bahwa kamu nggak akan buka puasa dirumah pada hari tertentu. Minta izin dan bilang kepada ibu 3 hari sebelum datangnya hari bukber itu nggak masalah kalau menurut saya.. yang mengecewakan adalah, Pas lagi kuliah terus mama udah masak dirumah, tapi tau-tau kok kamu nggak pulang pas magrib padahal mama udah masak, nah karena takut dicariin baru deh dadakan sms ngabarin kalo nggak pulang karena mau buka puasa bareng temen-temen kuliah.. nah, kalau begitu ceritanya mungkin aja bisa kekecewaan itu terjadi.

Kalau kamu pernah punya seseorang dengan cerita pahit di masa lalu, bukber juga bisa mengungkit luka lama.

Yhaaaaaaaaa kumaha atuh maneh mah.

Sudah lah poin terakhir tak usah di bahas.
intinya gue nggak setuju aja kalau moment bukber yang hikmat dan bisa jadi ajang menyambung tali silaturahmi ini banyak di kaitkan dengan hal-hal negatif. Memang BENAR adanya hal negatif ini bisa terjadi, tapi itu semua tergantung diri kita, kita mau NOLAK atau meng-IYA-kan. Selama niat kita lurus untuk menyambung tali silaturahmi dan menepis kerinduan dengan kawan, why not?

begitu adik adik sekalian.
sampai disini dulu perjumpaan kita,
salam sctv! /di tempeleng/


-----------------

Numpang ngeksis foto-foto bukber. Uhuk.












-------------------



Regards : cicicipta
Tangerang, 30 Juni 2016

Challenge : One Day One Post with Anissun

Friday, July 1, 2016

Happy 7th Post!

Congratulation Cici & Anis!
untuk postingan ke 7 yang sukses dengan selamat di antarkan ke pintu gerbang blog(?)

Hahaha. berhasil, satu langkah awal untuk mulai melatih habbit. melatih kebiasaan yang memang pada awalnya harus ada yang di paksakan untuk hasil yang lebih baik kedepanya.

ide ini awal pas... di mana ya.. bentar diinget inget dulu..
oh iya! kalau gak salah gak sengaja nyeplos gitu aja, pas lagi jalan sore abis dari Daqu nganter Anis daftar kuliah terus tiba tiba kita ngobrolin postingan di blog gitu, nah disitu kita mulai nyeletuk "Gimana kalau kita bikin challenge.. Hm.. One Day One Post?" jebret langsung si Anis manggut-manggut setuju, dadakan? yap! langsung di jalanin pulang dari sana..

gak lama abis pulang dari Daqu sekitar jam 8an lah si Anis whatsapp "Cici, Anis udah posting buat challenge" Wih cepet banget. Gak mau kalah juga dong? wkwk, yaaa walaupun kadang masig agak telat-telat ngepost nya gara gara keterbatasan kuota (?) yangpenting ga lewat kan satu postingan? wkwk pas 7 kan, pas kan? udah iyain aja wkwk

Cuma berharap ini berjalan terus yaaa.. jangan putus. Dan semoga jadi habbit bukan cuma challenge, jadi suatu kebiasaan yang suatu saat kita bakalan ngerasa ada yang kurang kalau belum nge posting, lebih bawa dampak positif terutama buat diri sendiri dan InsyaAllah buat orang-orang yang kepleset ke dalem blog dan gak sengaja baca postingan-postingan kita hehehe.

Oh iyaaa, buat temen-temen yang gak sengaja keseret kesini, buka juga ya blog nya partner challenge gue nih namanya Anis.. nama beken nya Anissun, Anis si matahari, asik wkwkwk. Keberadaanya membawa cahaya seperti mentari /aciatciatciat/ wkwk Aamiin, langsung aja klik anissun.blogspot.com 


Happy 7th Posting

Regards : cicicipta
Tangerang, 28 Juni 2016
Challenge : One Day One Post with Anissun
Happy Apple