Thursday, November 26, 2015

My Daddy, My Hero







"Cici, aku duluan ya?"

"Ya, hati hati dijalan"

Jarum jam sudah menunjukan pukul 21:00, sudah waktunya bagi aku juga rekan rekan kerjaku untuk pulang, namun berkas berkas yang berserakan di meja ku ini berkata lain, sepertinya aku harus pulang leih larut dibandingkan yang lain. Gedung kantor  yang tadinya begitu ramai kini sudah mulai sepi, hanya tinggal beberapa lampu ruangan yang menyala, termasuk lampu ruang kerjaku.

Pyar!

Suara petir yang lumayan besar terdengar begitu bising ditelinga, sepertinya hujan lebat akan segera tiba. gawat, bagaimana ini? Jangan jangan ayah sudah menungguku diluar? Kasihan ayah jika harus menunggu diluar sedangkan sebentar lagi akan turun hujan. Dengan sigap aku merapihkan berkas berkas yang ada di meja ku, memasukanya kedalam laci kemudian bergegas keluar ruangan kerjaku dan menguncinya. lalu aku segera menuruni tangga kantorku kemudian keluar dari gedung ini.
Terlihat percikan percikan air yang mulai menetes membasahi bumi, juga angin kencang yang berhembus, membuat air hujan ini sedikit demi sedikit mengenai baju ku walaupun kini aku sedang berdiri di bawah teras gedung.

Aku edarkan pandanganku keseluruh penjuru halaman gedung kantor, tidak ada sosok ayah yang sedang menungguku, mungkin ayah sedang dalam perjalanan. Sesekali aku melirik pada jam yang tersemat pada pergelangan tangan kiri ku, waktu semakin larut, hujan mulai terasa semakin lebat bersamaan dengan angin yang bertiup semakin kencang, aku menoleh ke kanan dan kekiri, mencari sosok ayah dengan motor bebek berwarna hijau yang selalu senantiasa menjemputku meski waktu sudah semakin larut
Silau. kulihat silau lampu mobil yang datang mendekat , mobil itu berhenti di hadapanku.

"Ci, bareng aku aja yuk!” pemilik mobil itu membuka kaca jendelanya, membuatku tahu, mobil milik siapa itu.

"Oh, Elsa? Kamu belum pulang?” Tanya ku pada pemilik mobil ini , ia adalah salah satu rekan kerja ku yang  bisa dibilang berlatar belakang orang berkecukupan

“"Iya belum, ayo bareng aku aja, kita kan searah"” tawar Elsa sekali lagi

“"Ah aku masih nunggu, nanti ada yang jemput aku kok"”dengan halus, aku berniat menolak ajakanya.

Mana mungkin tiba tiba aku pulang bersama dengan Elsa sedangkan aku yakin kini ayah sedang dalam perjalanan menuju kemari, terlihat Elsa juga mulai mengedarkan pandanganya keseluruh penjuru halaman kantor dengan wajah penuh tanda tanya

“Yakin kamu gak mau bareng aku? hujan tambah deras lho, Ci"

Tidak lama, terdengar suara kendaraan yang terdengar tak asing lagi bagiku, senyumku terkembang ketika aku mendapati motor bebek berwarna hijau milik ayah berbelok ke arah gedung kantorku, ayah terlihat setengah basah kuyup dengan jaket kulit usang yang tengah ia kenakan

“Ah gak usah khawatir Elsa, yang aku tungguin udah dateng kok” mataku berbinar, penuh semangat
Elsa lantas menolehkan pandanganya pada ayah yang tengah memakirkan motornya di hadapanku juga di hadapan mobil milik Elsa

Elsa mengerutkan keningnya, "Lain kali kalau jemput agak cepet dikit pak, kasihan kan temen aku nungguin lama"
Ayah hanya tersenyum sambil terkekeh pelan mendengar perkataan Elsa barusan, lantas ayah langsung memberikan sekantung plastik berisi jas hujan padaku

"Kalau terlambat terus jemputnya mendingan kamu cari tukang ojek lain aja, Ci" Cetus Elsa

Mataku membulat mendengar perkataan Elsa barusan, bagaimana bisa Elsa mengira Ayah adalah tukang ojek? Aku khawatir, khawatir dengan hati ayah yang akan tersakiti oleh perkataan Elsa barusan, namun ini juga bukan kesalahan Elsa sepenuhnya, toh dia juga tidak tahu yang sebenarnya. Aku lihat senyum ayah mulai memudar, namun ayah tetap mencoba tersenyum dan menampakan gigi gigi putih nya, rambutnya yang tengah sedikit memutih oleh usia, juga jaket kulitnya yang setengah basah oleh gerimis air hujan, Ayah.. kau lah ayah yang selalu aku sayangi, Ayah yang selalu aku dambakan

"Dia, Ayahku, Elsa"senyumku terkembang.. bukan salah Elsa, aku tahu, dia pun tidak bermaksud menyakiti hati pahlawanku.

"Ah? Ma.. maafkan aku om, aku nggak tau" terlihat Elsa juga merasa sedikit bersalah, aku tahu, dari cara bicaranya yang sedikit tergagap

"Yaudah aku pulang dulu sama ayah ya, Sa, sampai jumpa"

Aku langsung bergegas menaiki jok belakang motor kesayangan ayah ini

"Ayo ayah, sebelum hujan makin deras"

"Pakai dulu jas hujan itu!" perintah ayah

Matanya tertuju pada kantung plastik berisi jas hujan pemberiannya tadi yang sedang aku genggam. Yang benar saja ayah? Kau berikan jas hujan padaku sedangkan kau sendiri hanya memakai jaket kulit yang tengah usang? Lenganmu juga pundakmu pun kini setengah basah akibat tetesan air hujan yang merembes masuk kedalam jaket kulit yang kau kenakan.

"Aku lagi pengen main ujan ujanan, Yah!"

"apa?" Alis ayah mengkerut, kebingungan

"udah, Yah, ayo cepetan kita pulang!"

Ayah hanya menggeleng gelengkan kepalanya, ayah pun mulai menyalakan mesin motor bebek miliknya ini dan memutar gas pada stang kanan yang ia genggam

"Aku duluan ya, Elsa!" Pamit ku pada Elsa sambil melambaikan tangan,

Aku bisa melihat Elsa barusan memandangku dengan tatapan aneh, entah apa yang ia fikirkan sekarang, yang jelas, inilah ayahku, dan aku bangga. Aku selalu bangga menjadi anak darinya,  dia adalah satu satunya pria yang memperlakukan aku bak putri mahkota

Ayah adalah satu satunya pria yang tak pernah bisa memejamkan mata apabila aku belum tiba dirumah dengan selamat.

Ayah ialah satu satunya pria yang pergi bekerja pada pagi buta dan pulang petang tanpa pernah mengeluh hanya untuk mencari sesuap nasi demi menghidupi keluarga beserta diriku.

Ayah adalah satu satunya pria yang tak akan pernah membiaran aku jatuh ke tangan pria yang salah.
Dia lah ayah ku, pahlawanku


___________________________________________________________________________



Challenge : Pahlawanku
One Week One Paper
Tangerang, 10 November 2015
By : Suciati Cipta Sejati👸 /cici

Tuesday, October 20, 2015

Ikan Tampar, Namanya. Pengen Nampar, Rasanya \(•ิ_•ิ\)







14 Oktober 2015. Tanggal merah. Gue jingkrak jingkrak kesenengan. Kuliah libur dan kerja pun pas kedapetan hari libur. Kebetulan yang jarang banget dateng, kayak badak bercula satu yang dilindungi suaka margasatwa, langka men. Hari ini emang ada satu acara yang rencananya pengen banget gue hadirin.

Launching Lima Teguk Kopi.

Lima Teguk Kopi teh naon? Lima Teguk Kopi itu judul antologi yang mendarat di Rumah Sakit tempat gue kerja beberapa hari yang lalu. gue pesen buku itu dari Ninis, dan gue emang penasaran sama buku itu karena itu kumpulan cerita dari One Week One Paper, ada tulisan temen gue, ada pula tulisan mentor menulis gue, Kak Brili. oke gak nunggu nunggu juga langsung gue beli bukunya.

Pas bukunya mendarat dengan selamat, gue langsung baca. Yang pertama gue baca punya Ninis yang ternyata sedih banget ceritanya sampe gue menitikkan air zamzam(?), terus punya kak Essenza yang ternyata sedih juga kisahnya, atuh aing gak kuat bacanya maz ;’’’ ada juga punya kak Nana yang gilak kocak abis sampe gue gegulingan bacanya :”D. Dan banyak lagi kisah kisah seru yang di balut dalam sampul buku berjudul Lima Teguk Kopi. Satu kata buat Antologi ini, nano nano. Isinya banyak rasa, manis asem asin, rame kisahnya! ;)

Terus-terus-terus, nabrak. *gak* Jadi, pas gue liat di Instagram ada event launching buku nya gue emang udah niat mau dateng, dan pas liat HTM nya FREE, iya.. FREE! Gue lebih semangat 45 buat dateng.

Tapi ada yang bikin gue agak minder disini. Gue emang udah daftar organisasi One Week One Paper ini kira kira hampir sebulan yang lalu, tapi emang belum ada konfirmasinya, jadi gue belum resmi masuk organisasi ini. Gue agak minder lah cin, siapa gue gitu kan? anggota organisasi juga bukan, mana gak ada yang gue kenal selain Ninis, dan gue gatau Ninis dateng apa engga :”D


Pas japri kak Said, dia bilang
Gak papa, Santai aja, justru nanti biar makin deket


Oke lah kalau begitu. Bermodalkan pede, nekat, dan ilmu sok kenal sok deket akhirnya gue nekat nanya ke bokap gue gimana caranya gue bisa sampe di raguanan dengan selamat. What? Iya. Gue belom pernah ke ragunan sendirian, apalagi naik kendaraan umum sendiri, biasanya kalo ga bareng keluarga ya bareng temen. Jadi gue bingung menentukan arah jalan, teman. Bokap gue ngasih arahan kesini dulu, naik ini, turun disini, naik kopaja nomer sekian sekian bla bla bla.. yang kayaknya bisa gue mengerti tanpa gue catet.

06:00 pagi hari. Abis mandi gue dan adek gue mulai nekat jalan kesana tanpa pengalaman pergi jauh sendirian. Gue ngajak adek gue karna tujuanya biar gak cengok gitu kan dijalan celingukan cari cari jalan, neng ngeri digodain abang juga sih, ehem *ditimpuk bakiak*

Setelah modal nanya sana sini dijalanan kota jakarta yang (katanya) keras, untung aja semua orang yang jadi korban ke linglungan gue di jalan pada baik baik semua, mereka semua ngasih gue petunjuk yang tepat dan benar tanpa menyesatkan gue sedikitpun.

Gue sampe di pintu utara gerbang masuk ke ragunan. Oke sip gue kesiangan, acara mulai jam 8 dan gue dateng jam 08:45. Telat, pasti waktu kemakan karena kelinglungan gue dijalan.

Ada cowok berkacamata lewat sambil geret geret tape gitu. Kok kayaknya gue pernah liat tapi dimana ya? Ini salah satu anggota OWOP bukan, sih? Mau manggil, ntar salah orang lagi. Malu ah kalo salah mah.. Akhirnya gue kantongin aja niat sok kenal sok deket gue barusan.

“Ah males banget udah telat, mending jalan jalan aja lah yuk, Ti”

Adek gue ngangguk. “yaudah yuk kak, mending silaturahmi sama sodara lu aja”

Kampret. Gue tempeleng ini bocah kalo gak lagi di tempat umum. Demi menjaga pencitraan gue sebagai kakak yang baik akhirnya gue kurungin niat gue itu di kandang macan.

Pupus sudah buat kenalan sama para penulis antologi ini, akhirnya gue liat liat burung pelikan, lucu banget sumpah rasanya pengen gue pelihara di kolam lele dirumah kalo misalnya di bolehin.

*kling*

Seakan gak ngebiarin niat gue goyah, tiba tiba ada wa masuk dari grup Launching LTK yang dibikin sehari sebelum acara ini.

“kalian dimana? Aku di pintu utara deket atm nih” chat salah satu anggota di grup itu, Ruru, namanya.

Lho? Pintu utara? Deket dong sama gue? Gue juga masih belum jauh dari pintu masuk yang gue masukin tadi. Dan ternyata.. masih ada juga yang belom sampe lokasi sama kayak gue. Oke semangat gue ke isi ulang. Akhirnya gue mutusin buat nyari lokasi perjanjian itu.


Tempat Pemancingan Alam Ragunan


Gue jalan menuju peta dora/gak. Maksudnya, gue jalan dikit kedepan soalnya di depan ada peta lokasi ragunan gitu. Gue nyipitin mata, nyari lokasi tempat pemancingan itu. Tapi nihil. Disana Cuma ada danau, badak, beruang, gajah, dan kawan kawan keluarga mereka lainya, gak ada petunjuk tempat Pemancingan Alam Ragunan di peta Dora itu, ah Dora begimane si, taunya jalan kerumah nenek doang. #SalahDora #SaveDora #DoraKuat #SwipperJanganMencuri.

Ada tukang kerak telor, gue jadi laper. Gue datengin abang abang kerak telornya, abang kerak telornya senyam senyum di datengin cewek cakep. *ehem* *keselek kulit duren*

“mau beli berapa neng?”

Aduh. Ternyata si abang cengar cengir karna ngirain gue mau beli daganganya dia, tapi demi pengiritan isi dompet sampe tanggal gajian tiba, terpaksa gue gak beli meski perut udah jatuh cinta pada pandangan pertamanya sama kerak telor, sama kerak telornya lho ya! Bukan sama abangnya, jangan salah fokus.

“ehm.. saya mau nanya tempat bang”  akhirnya gue bilang juga kenyataan pahit kepada sang abang yang cengar cengir ini sambil garuk garuk kepala yang sebenernya sih gak gatel.

Abang kerak telor senyumnya mulai ilang tapi dia tetep senyum manis : “iya neng, emang neng mau kemana?”

“taman pemancingan alam ragunan bang, dimana ya?”

Abangnya liat keatas, kayaknya sih mikir keras. “Gak ada tempat pemancingan disini mah neng, itu diluar ragunan kali neng bukan di dalem ragunan”

Hah? Gak ada? Salah kali ini abang kerak telor, mana mungkin gak ada? Orang ada fotonya di pajang di dp grup kok, dan mana mungkin diluar ragunan? Orang liat obrolan temen temen di grup mereka pada masuk ke ragunan kok. Ah abang kerak telornya pasti sekongkolan sama Dora.

Tuh, gini nih foto penampakan lokasinya.



Lokasi ikan kelaperan. Kok kelaperan, Ci? Liat napa ikan nya mangap begitu. ada kan? masa sih kaga ada.

Gak buang buang waktu, gue samperin petugas ragunan yang pake baju seragam security, kayaknya sih pasti dia tau seluk beluk ragunan.

“pak, tau tempat pemancingan alam ragunan gak?”

Bapak petugas itu liat kanan kiri, kayaknya sih juga  mikir keras. “gak ada tempat pemancingan alam ragunan disini, dek”

Bagai jarum yang menembus jantung beribu ribu kali lipat rasanya *drama mode on* *ditempeleng beruang ragunan* aduh mana mungkin sih gak ada?

“ini lho pak tempatnya, ada ikan mangap nya,  bapak tau gak nih dimana?”

Gue masih kekeh, gue tunjukin aja fotonya, eh si bapak itu geleng geleng

“gak tau bapak, dek. Gak pernah denger tuh malah”

Frustasi. Rasanya mau terjun dari atas meja aja mengakhiri semua ini maz. Gak ada cara lain, gue harus pake jurus sok kenal sok deket yang mau gak mau harus gue keluarin sekarang juga.


“kalian dimana ya? Aku di deket pelikan pintu utara”


Chat gue di grup itu.
Hening.

Mampus kan gak ada yang kenal gue, pasti gak bakal di waro satu grup, sedih hayati.

*kling*

“Mba Suci dimana? Pake baju apa? Kayaknya kita deket”

Mata gue berbinar. Semuanya yang gue takutin luntur. Takut di cuekin, takut gak di waro karna gak ada yang kenal itu semua ilang, ternyata bener ya, kita gak boleh berprasangka buruk dulu sebelum nyoba suatu hal, ternyata anak-anaknya baik-baik banget, dan ramah. Subhanallah.

“kita didepan kantin d-w mba, deket childern zoo”

Oke Childern Zoo sangat gampang ditemukan, peta Dora pun tau, ok.  lets go!

Beberapa menit udah sampe di Childern Zoo, dan gak usah tunggu waktu lama kantin d-w pun sangat mudah ditemukan, gue celingukan nyari segerombolan cewek cewek berhijab yang kata mba Ruru pada ngumpul didepan kantin itu

“Mba Suci, Ya?”

Gue nengok, cewek berkrudung item dan berbaju pink lambai lambai ke arah gue, di deket dia banyak cewek berhijab lainya. Pasti ini nih rombongan mereka. Gue ngangguk ngangguk kikuk

“Sini mba, kita masih nungguin yang lain”

Gue nyamperin gerombolan cewek cewek itu. Hal pertama yang gue lakuin pastinya kenalan, ada Kenti, Ruru, Mba Zu, Mba Nana sama Citra. Kita gak langsung jalan, masih nungguin orang yang mau bareng. Gak lama dateng Mba Sarah, terus dateng Mba Hany.

Oke.gak ada lagi yang di tungguin, kita langsung caw menuju tujuan rumah nenek*salah* menuju taman pemancingan alam itu.

Sejenak gue merinding. Kok bisa sampe petugasnya aja gak tau ada lokasi itu? Sebenernya ada di belahan dunia mana sih itu?, penasaran gue.

1 jam muter muter, berdasarkan petunjuk petunjuk warga setempat kita semua terus melangkahkan kaki kaki mungil kita *wasek*. Gak nyerah, banyak jalan menuju roma, eak.  Kalo jalan jalan di ragunan bisa sampe ke roma mah siapa juga yang gak mau, ya kan?.

Adek gue, Tia tuyul tanpa berdosa sedikitpun malah selfie selfie sendirian. Terus? Salah?. Salah lah! Soalnya gak ngajak ngajak gue (?)





 si alay poto poto dewekan wae... 

Kenti nanya sama tukang gado gado. Baper eh, Laper lagi kan gue. Wadezig, acara mulai jam 8, sedangakn ini udah jam 10 dan kita masih meraba raba kira kira dimana lokasi ikan mangap itu.


Belom apa apa persediaan minum udah sucrit aja. Bagaimana gue bisa bertahan hidup dengan air yang cuman tinggal setetes begini? Maz Hanbin, culik aku aja maz.

“jangan jangan ini game ya” Citra nyeletuk.

“Oh iya jangan jangan ini salah satu misi panitia nih”

Prasangka prasangka yang kayaknya bener mulai bermunculan di otak kami. Jangan salahkan kami. Salahkan Dora beserta boots-nya. *Gak* Salahkan panitia yang sama sekali gak muncul ngasih arahan, jangan salahin kita kalo ada firasat firasat gak enak, Firasat di kerjain.

“Wah jangan jangan ada cctv ngikutin kita nih, terus kita lagi di pantau sama panitia nih”

“Wah iya bener tuh bener!”

Gila. Otak penulis, emang imajinasinya luar biasa. Gak ada diem diemnya disini, gerombolan paling rame sepanjang jalan. Ketawa mulu, cerita ini itu, walaupun air minum tinggal setetes, walaupun kayaknya betis gue nambah gede kayak tales depok(?) soalnya ini lagi di depok cin.  Meskipun kayak gitu, tapi gue gak ngerasa capek sedikitpun, kalo emang bener adanya kita lagi dikerjain atau ini adalah bagian dari game, malah gue bersyukur, sangat sangat bersyukur. Soalnya berkat pencarian lokasi ikan mangap mangap itu, gue bisa kenal sama mereka semua, gue bisa lebih mengenal mereka semua, dapet temen baru, ketawa bareng, dan gue bisa lebih akrab sama mereka :D

Jam 11. 3 jam lebih dari jam yang di janjiin. akhirnya ketemu juga lokasi ikan mangap yang lagi kelaperan itu. Gue baru tau ternyata nama ikan mangap itu ‘ikan tampar’. Gue ngangguk ngangguk setuju sama yang ngasih nama,  emang sesuai sama namanya, bener-bener minta di tampar-tamparin tuh ikan.

Sampe disana kak Suhail senyum senyum kayak abis dapet arisan. Kayaknya puas banget dia bikin betis kita semua pada bengkak.

Dan sampe disana ada kak Said, yang ternyataaaa emang bener orang yang gue liat di depan pintu masuk itu emang bener kak Said! Ngapain gue malu malu mau manggil tadi, nyesel. injek injek rumput aja buat pelampiasan. Penyesalan emang dateng belakangan, kalo duluan namanya pendaftaran.

Eh tapi gak juga sih cin, kalo gue nyapa kak Said pas di pintu masuk tadi, gue gak bakal kesasar bareng cewek cewek ini dong? Gak bakal seru seruan bareng dong? Ah.. ini pertama kalinya, gue bersyukur karna kesasar.

Banyak yang belum dateng, jadi buat ngisi waktu luang sambil nunggu yang lain, kita foto foto dulu. Gue gak mau ketinggalan lah.. foto foto emang namber wan hahahaha.














Oke acara udah mau dimulai, akhirnya balik ke lokasi. Acara nya seru. Ada games ampar ampar pisang. Yang ini sih gue kasih nama ampar ampar itung aja lah ya. jadi ini bener bener harus kompak, satu salah pasti selanjutnya salah semua. Sue. Gue salah, dan temen temen kelompok gue jadi korban kekalahan karena ketidak fokusan otak gue. Maafkan aku teman, kayaknya ini efek laper.


.







Games kedua, tebak tebakan nama. Secara ini gue ngerasa udah menang, soalnya kayaknya gue udah apal semua nama nama mereka, tapi jalan gue gak mulus teman, ternyata suruh ngapalin juga asal mereka dari mana, ceburin aja hayati ke hati kamu maz(?) ngomong opo to koe nduk!

Pas pembagian hadiah juga, harusnya gue dapet kaos tuh (lah). Gagal juga dapet pulsa 25 ribu garagara dateng telat, salahkan siapa? Salahkan Dora dan salahin itu ikan mangap:”D

Bonus! Ternyata kak Nadhira juga dateng ke acara ini, demi apapun gue suka banget sama bukunya dia, Ketika Dhira Jatuh Cinta, bikin gue kepengin ikutan traveling keliling dunia. Really inspiring! Gak mau ketinggalan foto foto juga lah :p




Akhirnya ke acara inti, yaitu bedah buku! Disini semua penulisnya maju kedepan, ada sih penulis yang gak dateng, ya pokoknya yang dateng semua suruh maju dan jelasin premis cerpen mereka masing masing ;)



Sebelum pulang, kitafoto foto dulu laaaaaaah ;))










Akhirnya sekitar jam 1 lebih hampir setengah 2an kita caw pulang. Yaaaaa sayang lah ya udah kesini ga foto foto dulu, yaudah selfie selfie aja, kali ini si Tia tuyul gak salah, soalnya dia ngajak gue wkwkwk :p

.






Finally! Kesasar di ragunan pas tahun baru, nyari lokasi ikan mangap mangap yang kayaknya sedikit transparant soalnya susah bener, ketemu temen temen baru yang asik asik banget, juga bonus ketemu kak Dhira, that’s a valuable things i get that day! Thank You OWOPers ;)

Sssstt.. katanya denger denger kalo gue nyelesaiin tugas ini bakalan dapet bonus masuk grup OWOP lho ;p, udah rampung nih kak tugasya ;”D *toel toel kak Suhail*






Regards, cicicipta

Red Carpet Of Success






Di tengah tengah bulan dan lagi sibuk sibuknya ngelap keringet diantara deadline tugas MMO yang numpuk, tiba tiba kak Brili ngirim sesuatu gitu ke grup wa MMO4. Isinya Inspirator Academy bakalan ngadain acara seminar Red Carpet Of Success yang dihadiri sama trainer trainer hebat, dan yang bikin lebih tertarik lagi, disitu ada kak Brili juga sebagai trainer yang bakal ngisi acara! Tapi... lagi lagi masalah finansial . hem. *elap keringet* *di elapin jinhwan(?)*

Biayanya 500K/org. Wow. Setengahnya MMO cin. Tau sendiri tabungan gue udah kekuras wk-_- hm, tapi-tapi-tapi itu belum selesai, tulisanya masih berlanjut kok. Disitu juga ditulis kak Brili bakalan ngasih sponsor buat 7 orang buat ngehadirin acara itu, gratis! Syaratnya cuma satu, harus yakinin dia kenapa kita berhak dapet sponsor dari dia. ok, ada jalan lagi dari Allah. Allah emang baik, selalu ngasih jalan dan satu yang terpenting, yang namanya gratis ya gakmungkin gampang, harus berusaha lagi.

Oke, gue langsung japri aja kak Brili nya, gue jelasin panjang kali tinggi bagi dua alasan kenapa gue pengin ikutan acara itu. 

*send* 

Jantung dag dig dug dan hati ketar ketir nunggu pengumuman siapa yang dapet sponsor dari dia, katanya kak Brili bakalan ngumumin sampe jam 3 siang.
Dan saking deg-deganya gue tinggal makan dulu aja/? Abis makan ternyata malah kelewatan! Wegila udah jam setengah 4-_- gue langsung bismillah komat kamit sebelum buka screenlock hp gue.


Selamat, Suciati Cipta Sejati, Kamu mendapatkan sponsor langsung dari Brili Agung...


Subhanallah, Alhamdulillah :’))) seneng banget rasanya! Itung itung nambah semangat dan bisa ketemu kak mentor yang selama ini ngajarin cuman lewat chattingan dan beberapa materi di video.
.
.

Hari H. di Jakarta Design Center. Sebelum masuk ke ruang flamboyan, gue liat seseorang yang gak asing lagi sibuk banget disana, siapa lagi kalo bukan kak Rahma! Bu kepsek Mentoring Menulis Online, dan ada juga Ninisss!! Gue spechless banget! Salaman cipika cipiki plus peluk pelukan sambil fangirlingan gitu deh, padahal pengen ngobrol banyakkk, tapi sayang mereka lagi pada sibuk :’| yaudah gue langsung aja deh masuk ke ruang yang di jadiin tempat buat acara pada hari ini.
Ternyata disana udah di bagi bagi kelompok, dan gue masuk ke kelompok 3, fasilitator nya kak Andika Usman. Dan gue dipertemukan sama anggota anggota yang keren keren abis! Semua punya cita cita mulia, cita cita tinggi, dan visi misi yang hebat.








Acaranya super hebat! Dari ketawa, sedih, marah, kesel! Belum lagi semua trainer yang asik asik banget!. Buliran buliran air mata pecah di ruangan itu. Marah, tawa. Semua ada disana. Gue terenyuh, ternyata selama ini gue masih jauh dari mimpi gue. Dan bahkan, gue belum pernah berani sepenuhnya nulis visi yang sebenernya itu wajib. The most wonderful i get. I must more, more, more more and more to improve my self.






Dan tahu apa yang bikin gue nangis? Karena sebetulnya selama 20tahun gue hidup, gue belum sepenuhnya tau dan belum pernah bener bener paham sebenernya apa visi misi gue? Apa yang mau gue lakuin?. Ini lebih gawat menurut gue. Gimana enggak? Gue bahkan gatau.. gue ini hidup buat apa?
Perfect.
Gue dibuat sadar betul, kalo gue bener bener cuma satu titik di antara dunia yang begini besarnya. Amazing performance, amazing trainer, an amazing program.

Thanks for give me a chance for come and feel scared of dream.











Ketemu temen seperjuangan MMO4 disini, Fajar namanya wkwkwk kebetulan banget





Ketemu Kak Brili, sayang kalo gak foto hahaha, akhirnya foto bareng.

Seneng banget bisa ketemu dan dengerin langsung suara semangatnya kak mentor yang energic pas jadi trainer! kan kalo biasanya denger suaranya cuma lewat video aja wkwk😂 fyi, kak Brili pas jadi mentor itu tegas banget cyin ampe takut😨 tapi ternyata aslinya mah ya ramah banget haha









Satu quotes yang bener bener ngena di ulu hati yang dalemnya ngelebihin sumur.





Jika mimpimu tidak membuatmu bergetar, maka mimpimu belum cukup besar.







Regards, cicicipta
Happy Apple