Friday, March 4, 2016

The last word, an early story (Episode 2)


Previous Episode : Episode 1

Berarti… berarti… ditilik dari kalimatnya berarti sama maknanya dengan berharga, kan?

"Tanpa dirimu, bagiku tak ada hal lain yang lebih berarti."

"Begitupun aku padamu"

Pemuda itu tersenyum, matanya tak lepas dari bait-bait puisi yang tertoreh di kertas. Bibirnya menggumamkan bait-bait puisi tersebut berulang-ulang. Matanya tanpa lelah menelusuri baris-baris puisi.

Ia membolak balik kertas bertulis tersebut, kertas buram penuh terisi coretan hitungan. Dilihat dari segi esentrik kertas lipat tersebut, tiada lain dan tiada bukan, pastilah hasil jemari lentik milik Ara.

Pemuda itu membuka map kertas yang ia pegang, kertas berharga dan berkas bertuliskan nama Faris memenuhi map tersebut. Di salah satu sudut map miliknya, terkumpul kertas buram corat coret lainnya. Tapi semua kertas itu sama, bertuliskan puisi manis teruntuk Fauzan, dibentuk dengan bentuk kertas yang menawan.

Faris kembali tersenyum. Hanya ia dan Tuhan saja yang tahu, puisi itu adalah koleksi kertas yang sangat berharga bagi Faris. Entah kenapa kertas-kertas itu begitu berarti baginya. Bukan hanya puisi itu memiliki arti yang mendalam. Lipatan kertas yang dibentuk juga sangat tegas dan teratur, yang berarti Ara melipat kertas-kertas itu dengan sepenuh hati.

Dan tanpa terasa, sepertinya Faris mulai jatuh hati kepada Aya. Meskipun mereka tak pernah saling berbicara, bukan berarti ia tidak boleh memendam dari jauh, kan?

DOR!

Faris terkaget.

"Wajahmu konyol sekali sewaktu kaget!" seorang pemuda sebaya Faris tertawa puas.

"Kau umur berapa sih? Kekanakan sekali!"

"Maaf deh. Habis-"

"FAUZAN!"

Candaan mereka terhenti, seseorang memanggil.

"Ya!" anehnya, baik Faris dan Fauzan sama-sama menanggapi panggilan untuk Fauzan tersebut.

"Maaf, maksudku Fauzan Rahmat!" koreksi si pemanggil.

"Itu berarti aku," Fauzan Rahmat berlari menyongsong si pemanggil.

Faris terdiam, memandang sahabatnya itu menghilang dari jarak pandang. Tak lama angin kencang menerpa, menerbangkan beberapa helai kertas milik Faris. Ahmad Fauzan Faris tertulis di kolom nama.


By : Nadita



Note:
Ini adalah challenge group menulis One Week One Paper (OWOP).

Temanya adalah "The last word, an early story", dimana member lain yang mendapatkan urutan selanjutnya, meneruskan cerita menggunakan kata terakhir dari cerita sebelumnya. 



Next Episode : Episode 3

0 comments:

Post a Comment

Happy Apple