Wednesday, April 11, 2012

God Of Study Fanfiction - Where's Your Father?


God Of Study Fanfiction - Where's Your Father?

Story By : Suciati Cipta Sejati

Artworking By : Suciati Cipta Sejati 

Inspiration : God Of Study (2010) Korean Drama

BeforeStory - Kindergarten Life

Cast :
Little Go Ah Sung as Young Kil Pulip
Little Lee Hyun Woo as Young Hong Chan Doo

Genre : Drama Kids - Fluff

Rating : T

Type : One Shoot

Lenght :2247 Words

Annyeooong^^ ini Fanfic One Shoot pertama akuuuu hihihi, lagi lagi God Of Study, God Of Study lagi lagi hehehe masih demam nih XD hehe, Fanfic ini scene-nya kehidupan semasa Hong Chan Doo dan Kil Pulip masih TK atau masih di Taman kanak-kanak^^ hiihi, aku terinspirasi bikin ini dari drama aslinya tentunya, di drama aslinya menceritakan kalau Hong Chan Doo dan Kil Pulip bersekolah di TK yang sama, maka dari itu aku kefikiran mau bikin fanfic saat mereka masih TK hehehe, ok over all gomawo for visit and read^^




“Sampai jumpa oemma!”
“Belajar yang Rajin Chan Doo-ah!”
Ujar Oemma dan Appa Chan Doo sembari melambaikan tanganya pada lelaki kecil kesayanganya, Chan Doo pun erlari memasuki sekolah taman kanak-kanak tercintanya

***


“dam di dam didam dam dam”
“sya lala lala pam parampam~”
Chan Doo menari dan berdansa di taman bermain sambil mendengarkan headphone kecil ditelinganya itu adalah hadiah dari ayahnya, kakinya lincah melompat kesana kemari, ia sangat menggemari dance dan musik
“Beetsss”
“Ya! Itu headphone ku!”
“sekarang ini punyaku, hahaha”
Sesorang temanya mengambil headphone milik Chan Doo dan membawanya lari
“Ya! Jangan lari kau itu dari ayah ku!”
Chan Doo terus mengejar anak itu
“Ya Tunggu!”
“Drap.. Drap...Drap...”
“Bruak!!!”
“aaaaa oemmaa.. “
Ketika Chan Doo mengejar dan menikung di lorong, ia menabrak seseorang dan terjatuh
“aduh sakit sekali!”
dilihatnya seorang gadis kecil yang sedang memegangi punggungnya yang sakit akibat terjatuh karenanya ulahnya
“Oh..? Gwechana?” tanya Chan Doo
“Oh..? Ya hanya sakit sedikit” ujar gadis kecil itu
“maafkan aku, aku tidak sengaja membuatmu jatuh”
“ya tidak apa-apa lagipula punggungku sudah tidak sakit”
“syukurlah..”
Chan Doo memperhatikan gadis kecil itu, sepertinya anak itu asing baginya, dia belum pernah melihatnya
“kau anak baru ya?” tanya Chan Doo
“Ya.. aku baru mulai sekolah hari ini” ujar gadis itu sambil tersenyum
“aah, perkenalkan aku Chan Doo, Hong Chan Doo” ujar Chan Doo sambil mengulurkan tanganya
“Chan Doo? Aku Pulip, Kil Pulip” ujar gadis kecil itu yang bernama Kil Pulip sambil tersenyum
Mereka pun berjabat tangan, awal mereka bertemu dan menjadi teman kecil, teman bermain sejak kecil

***


“Kriiiing”
“hai anak-anak.. perkenalkan, mulai hari ini Pulip akan belajar bersama kalian, belajar yang rajin dan bertemanlah denganya”
“Annyeong haseyo, namaku Kil Pulip, mohon bimbinganya” ujar Pulip memperkenalkan diri sambil membungkukan badan
“baiklah Pulip, silahkan duduk di manapun kau mau” ujar guru itu
“Pulip.. Pulip... sini!” ujar Chan Doo yang duduk di bangku belakang sambil melambaikan tangan
“Oh? Chan Doo!” Pulip langsung menghampiri Chan Doo dan ingin duduk disebelahnya
“aaah aku tidak bisa duduk disini Hong Chan Doo” ujar Pulip
Pulip melihat bahwa kursi disebelah Chan Doo sudah di duduki oleh seseorang
“Mwo?” Chan Doo langsung menengok ke arah bangku disebelahnya
“hei kau, maukah kau pindah kedepan, biarkan Pulip duduk disini” ujar Chan Doo
“ya baiklah..” ujar anak yang duduk disebelah Chan Doo,
guru itu pun menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah anak muridnya itu
akhirnya anak yang duduk disebelah Chan Doo pun pindah ke bangku depan lalu Pulip duduk disebelah Chan Doo

***


“Kriiiiing”
“baiklah anak-anak silahkan istirahat”
“yeeeeaaaayyy!!”
Anak anak murid bersorak gembira, mereka mulai berhamburan keluar kelas dan bermain
“Hei kau Kau Kil Pulip? Perkenalkan aku Park Jun Soo” ujar anak laki-laki yang bernama Park Jun Soo itu
“ya, aku Pulip” lalu mereka berjabat tangan
“hei Jun Soo, kembalikan Headphoneku!” ujar Chan Doo yang berada disamping Pulip dengan kesal
“kenapa? Aku juga menginginkanya” ujar Jun Soo
“kau minta dibelikan saja pada Appa-mu jangan ambil punyaku!” ujar Chan Doo
“aah aku tidak mau! Alu inginkan punyamu!” ujar Jun Soo keras kepala
“aaah kau ini menyebalkan!” dumal Chan Doo kesal
“hei Pulip, apa kau lapar? Aku bawa roti 2, ini satu untukmu!” ujar Jun Soo sambil mmberikan roti tersebut pada Pulip
“waah gomawo Jun Soo” ujar Pulip senang menerima roti itu
“ya.. makan lah”
Lalu mereka berdua makan roti itu dengan lahab
“hei Jun Soo, kembalikan head[hone ku” ujar Chan Doo masih sebal
“sudah kubilang aku juga menginginkanya” ujar Jun Soo keras kepala
“hei Jun Soo, boleh aku Pinjam headphone itu?” pinta Pulip
“ya.. tentu saja!”
Kemudian Jun Soo langsung memberikan headphone itu pada Pulip
“waaah ini bagus sekali” ujar Pulip terkesima, lalu Pulip memakainya
“itukan punyaku!” dumal Chan Doo kesal
“na.. nanana..daradam..” Pulip mendengarkan musik dan menikmati musik itu
“aaah ini bagus sekali” ujar Pulip lalu melepaskan headphone itu dari kepalanya
“Chan Doo, ini milikmu” Pulip langsung memakaikan headphone itu pada Chan Doo
“Waaah punyaku!” Chan Doo senang menerima kembali headphone miliknya
“hei kenapa kau berikan padanya?” tanya Jun Soo sebal
“karena itu punya Chan Doo” jawab pulip
“huuuuhhh!!” Jun Soo kesal dan langsung pergi dari hadapan Pulip dan Chan Doo
“waaah gomawo Pulip-ah!” ujar Chan Doo senang dan berterimakasih pada Pulip
“yaa, sama-sama” ujar Pulip sambil tersenyum

***


Keesokan harinya..
“ahaaa akan aku letakan mainan ini di bawah meja Pulip”
 “Pulip pasti akan sangat terkejut dan senang menerima mainan ini, ini tanda terimakasihku karena dia sudah membantuku mendapatkan kembali headphoneku” ujar Chan Doo gembira
Lalu Chan Doo segera meletakan mainan mini berbentuk cicak itu di bawah meja Pulip

“Kriiiing”
Bel masuk pun berbunyi dan Pulip pun tiba disekolah dan duduk ditempat duduknya
“baiklah anak-anak.. kita mulai pelajaran menggambar hari ini, silahkan ambil buku gambar kalian masing masing di bawah meja kalian” ujar Guru itu
Lalu Chan Doo langsung senang dan memperhatikan Pulip, ia tidak sabar menunggu reaksi Pulip yang gembira menerima hadiah mainan itu darinya
Pulip pun langsung memasukan tanganya kedalam laci bawah meja miliknya
“hei Pulip-ah, apa kau menemukan sesuatu?” ujar Chan Doo tidak sabar
“oh? Sesuatu apa?” tanganya masih mencari-cari di bawah laci meja
“cari saja kau pasti senang” ujar Chan Doo dengan gembira
Tangan Pulip masih terus mencari cari kedalam lac meja
“Oh apa ini..?” Pulip mulai memegang sesuatu yang kelihatanya aneh
“Ya ya itu dia! Coba keluarkan!” Ujar Chan Doo tidak sabar
Lalu Pulip perlahan mengeluarkan sesuatu yang elastis itu dari laci mejanya



“aa.. ini.. ini...cicaaakk?” 
Pulip terkejut melihat mainan elastis berbentuk cicak itu di tanganya
“yaaa! Bagaimana menurutmu?  itu dariku!” ujar Chan Doo gembira
“aaaaaaaaaaaa Cicaaaaak!!! Aku takut cicaaaak!!” Pulip berteriak histeris dan melemparkan mainan cicak itu dari tanganya
“ke? Kenapa?” Chan Doo bingung melihat Pulip yang histeris melihat mainan cicak tersebut dan membuangnya
“kenapa? ini kan bagus..ini untukmu” Chan Doo mengambil kembali mainan cicak tersebut dan mulai memberikanya pada Pulip
“aaaah jaihkan itu aku takuuuut, bu guruuuu huaaaa..” Pulip langsung menjerit dan berlari memeluk bu guru
“ada apa? Pulip? Hei kenapa menangis?” uajr guru itu sambil memeluk pulip
“Chan Doo... Chan Doo.. hiks” pulip menangis sambil menunjuk ke arah Chan Doo
“Chan Doo.. kau tidak boleh menjahili Pulip seperti itu” ujar guru itu pada Chan Doo
“aah? Tidak sem, aku hanya...”
“sudah.. ayo sekarang minta maaf pada Pulip” ujar guru itu
“baiklah” ujar Chan Doo dengan nada rendah dan menyesal
“Pulip-ah maafkan aku..” ujar Chan Doo sambil mengulurkan tanganya
“hiks...hiks..” Pulip masih menangis dan membuang mukanya dari Chan Doo, ia tidak mau memaafkan Chan Doo
“baiklah, aku menyesal maafkan aku” Chan Doo terus minta maaf tetapi Pulip terus membuang mukanya
“yasudah kalian kembali ke tempat duduk kalian, ayo kita lanjutkan pelajaran” ujar guru itu
Kemudian Chan Doo dan Pulip kembali ke tempat duduk mereka dan mulai pelajaran
“sstt.. hei Pulip-ah.. maafkan aku” ujar Chan Doo berbisik pada Pulip
“huuh” Pulip tetap membuang mukanya, Chan Doo pun tertunduk sedih

***

Keesokan harinya, Pulip masih tetap saja marah dan mengacuhkan Chan Doo
“anak-anak.. hari ini kalian akan tetap masih disini hingga sore, kita akan berlatih menari dan bernyanyi untuk pentas seni yang diadakan besok, ibu sudah menyuruh orang tua kalian datang pada saat makan siang untuk membawakan kalian makanan, bagaimana?” ujar guru itu
“yeaaaayyy!!! Baiklah buuuu” serempak anak anak menjawabnya
“sssttt Pulip-ah, seru ya kita akan lebih lama bermain sampai sore” bisik Chan Doo pada Pulip yang berada disebelahnya
“huuuh” Pulip masih marah dan membuang mukanya

***

Sore pun tiba, semua anak-anak berlatih menari dan menyanyi untuk acara pentas seni besok
“anak anak, orang tua kalian sudah datang.. kalian beristirahatlah dan mulai makan dengan lahab” ujar Guru itu menyuruh anak muridnya untuk berhenti dari kegiatanya dan mulai makan
“horeeeeeeeeeeeeee!!” semua murid itu langsung berhamburan menghampiri orang tuanya masing masing
“Chan Doo-ah!!” ujar oemma dan Appa Chan Doo melambaikan tanganya
“oemma! Appa!” Chan Doo berlari menghampiri orangtuanya
“ini, ibu buatkan roti isi kesukaanmu, makanlah” ujar oemma Chan Doo sambil memberikan Chan Doo kotak makanan yang berisi roti isi lezat
“waaaah terimakasihoemma appa!” Chan Doo dengan segera melahab roti isi kesukaanya
Sambil mengunyah makananya, ia melihat lihat sekelilingnya..
“ha? Kil Pulip?”
Ia melihat Kil Pulip seorang diri sendirian duduk di bangku sudut sana sambil memperhatikan anak lainya memakan makanannya
“oemma appa, aku pergi kesana sembentar”
“o..oh? mau kemana?”
Lalu Chan Doo dengan segera menghampirinya sambil membawa kotak makananya
Lalu ia duduk disebelah Pulip
“Pulip-ah..” panggil Chan Doo
“Oh? Huuh” Pulip menengok ke arah Chan Doo dan masih membuang mukanya
“kau masih marah padaku?” ujar Chan Doo
Pulip terus membuang mukanya tanpa bicara sedikitpun
“maafkan aku, aku tidak bermaksud menjahili bahkan menakutimu” ujar Chan Doo pada Pulip
Tetapi Pulip terus membuang mukanya tanpa menengok pada Chan Doo yang berada disebelahnya
“kau tidak lapar? Kenapa kau tidak makan?” tanya Chan Doo, pulip hanya menggelengkan kepalanya tanpa menengok sedikitpun kepada Chan Doo
“makanlah punyaku, aku punya banyak” ujar Chan Doo lalu sambil memberikan kotak makananya pada Pulip
“aku tidak lapar..” ujar Pulip sambil tetap membuang mukanya
“Kruyuuuukk~”
Tiba-tiba perut Pulip berbunyi tanda ia lapar, Pulip langsung memegangi perutnya, dan Chan Doo pun melihat ke arah perut Pulip
“tuh perutmu bunyi, tandanya kau lapar, makanlah” ujar Chan Doo sambil memberkan otak makan-nya pada Pulip
Lalu Pulip mulai melirik ke arah kotak makan Chan Doo dan mulai mengambil sebuah roti isi didalamnya dan mulai memakanya
“nah.. bagaimana? Enak kan? Itu roti buatan oemma-ku” uajr Chan Doo
Pulip terus mengunyah makananya dengan lahab bersama Chan Doo yang duduk disebelahnya
“gomawo Chan Doo-ah..” ujar Pulip sambil terus memakan makananya
“Oh...? yaa tentu saja sama-sama” ujar Chan Doo senang akhirnya Pulip kembali berbicara denganya
Kedua orang tua Pulip memandang dan memperhatikan dari jauh sambil tersenyum senang dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya yang amat disayanginya

***


Hari pentas seni pun tiba, Chan Doo dan Pulip menari dengan riang di atas panggung, semua tampak senang,


Kini saatnya pembacaan surat dan pesan dari ayah mereka untuk anak-anaknya, dan sekarang adalah giliran ayah Chan Doo yang membacakan surat dan pesan untuk anak kesayanganya Chan Doo


 “Untuk anak bungsu saya tercinta Chan-doo. Mungkin karena kau lahir terlambat, tapi dibandingkan dengan kakak dan adik, kami merasa sangat sayang dengan mu. Secara khusus, kami selalu khawatir karena dirimu sering sakit sejak kau masih bayi. Jadi ketika saya mendengar tawa sehat mu, saya merasa senang. Tak ada lagi yang saya harapkan di dunia ini. Orang-orang mengatakan bahwa belajar dengan baik adalah cara terbaik untuk menjadi anak yang baik, tetapi kami hanya berharap dapat melihat mu tumbuh menjadi sehat dan bahagia. Terima kasih telah hadir bersama kami. Kami mencintaimu, Chan-doo-ah..ah” ujar ayah Chan Doo membacakan surat untuk Chan Doo pada hari itu
Pulip yang melihatnya sangat terkesima, ia sangat mengnginkan sosok ayah seperti itu, ia selalu berharap untuk mempunyai ayah seperti itu, seperti ayah Hong Chan Doo
Semua para ayah telah membacakan surat untuk anaknya, kecuali Pulip, pada hari itu Pulip hanya datang bersama ibunya, tanpa seorang ayah disisinya
Pentas seni itu pun usai...
“oemma appa, aku ingin bermain disini sebentar, jangan pulang dulu!” ujar Chan Doo
“oh? Baiklah, kami menuggu disini Chan Doo-ah..” ujar oemma Chan Doo

“Pulip-ah!”
“oh? Chan Doo ah” sapa pulip melambaikan tangan
Chan Doo menghampiri Pulip yang sedang duduk ditaman bersama ibunya, lalu duduk disebelahnya
“Pulip-ah, oemma pergi membeli minuman sebentar, kau tunggu disini bersama Chan Doo ya..” ujar oemma Pulip sambil mengelus rambut Pulip lalu pergi membeli minuman
“hai Pulip-ah..”
“hai Chan Doo”
Mereka duduk di bangku taman sambil berbincang bincang
“oh ya.. ini untukmu..”



“whoaaah.. gomawo Chan Doo”
Pulip terlihat sennag menerima boneka kucing kecil pemberian Chan Doo itu
“maafkan aku Pulip-ah, aku tak bermaksud mnakutimu, aku tak tau ternyata kau takut cicak, padahal kupikir mainan tu keren dan kau akan menyukainya” ujar Chan Doo
“ya.. aku sudah tidak marah lagi padamu’ ujar Pulip dan tersenyum Pada Chan Doo
“ini hadiah dariku, tanda terimakasih karena kau telah membantuku mendapatkan kembali headphoneku” ujar Chan Doo
“waah aku sangat menyukai ini” ujar Pulip senang sambil terus memandangi boneka kucing tersebut
Chan Doo dan Pulip sangat senang karena akhirnya mereka telah berbaikan, Chan Doo pun sennag karena akhirnya Pulip menyukai hadiah darinya
“hmm.. hei Pulip-ah..”
“Oh?”
“kenapa tadi ayahmu tidak membacakan surat dan menyampaikan pesan padamu?” tanya Chan Doo heran kenapa tadi hanya ayah Pulip yang tidak membacakan surat untuk Pulip
“oh?.. ayahku.. tidak datang” jawab Pulip
“kenapa? Apa kau tidak menyuruhnya datang?” tanya Chan Doo kembali
Pulip tidak menjawab dan hanya menunduk sambil menggelengkan kepalanya
“mwo? Lalu? Kenapa? Kemana ayah mu?” tanya Chan Doo kembali
“ayahku... tidak ada..” ujar Pulip dengan nada rendah
“a..apa?” Chan Doo kaget mendengarnya
“ya.. aku tidak ingat, yang aku ingat dulu ayah pergi meninggalkan rumah dan tak pernah kembali lagi” ujar Pulip sambil menundukan kepalanya
“a... ah.. maaf” ujar Chan Doo
Pulip terus menundukan kepalanya dan matanya mulai berkaca-kaca
“he...hei  jangan bersedih!” ujar Chan Doo
Tetapi Pulip terus menundukan kepalanya dan bersedih
“Ya Pulip-ah! Apakah kau akan menyerah?” ujar Chan Doo dengan penuh semangat memberikan semangat pada Pulip
“oh?” Pulip menoleh ke arah Chan Doo dan kebingungan
“apakah kau akan terus bersedih dan menjadi seorang anak perempuan yang lemah?” ujar Chan Doo kembali
“a.. tentu saja tidak..” jawab Pulip
“baiklah! Tersenyumlah! Berjanjilah kau akan terus berusaha tersenyum Pulip-ah!” ujar Chan Doo memberi Pulip semangat
“ter... tersenyum?”
“ya.. dan aku janji akan selalu membuatmu tersenyum, aku akan terus bermain bersamamu, aku akan terus menemanimu bermain dan tak akan meninggalkanmu sendirian!” ujar Chan Doo dengan penuh semangat
“Oh? Jinjjayo?” mata Pulip mulai berbinar mendengar ucapan Chan Doo
“Ya.. tentu saja!” ujar Chan Doo lantang
“Janji?” Pulip menunjukan jari kelingkingnya
“Janji!” 


Chan Doo balas menunjukan jari kelingkingnya dan mengukir janji kelingking pada gadis kecil yang saat itu duduk di sebelahnya, Kil Pulip


Chan Doo POV
Aku janji Pulip-ah.. aku akan jadi pengganti  Appa untukmu, dan aku juga akan menjadi kakak laki-laki sekaligus teman baik untukmu.. aku akan membuatmu tertawa dan dapat bermain dengan gembira selamanya... aku janji..

END

Regard   : @cicicipta   

0 comments:

Post a Comment

Happy Apple