Friday, May 6, 2016

The last word, an early story (Episode 5)





Previous Episode : Episode 1 | Episode 2 | Episode 3 | Episode 4

Mereka asyik melanjutkan percakapan dan tidak memperhatikan kemana faris pergi, Seseorang dari kejauhan memanggil Ara "raaaaa" teriak David sosok tinggi jangkung dengan khas rambut keritingnya.

"... karena takut ketahuan oleh Fauzan dan satu orang lagi -David. Kenapa di saat begini editor penanggung jawab gadis itu harus muncul? David dan sifat keponya adalah hal yang paling merepotkan untuk dihadapi Ara saat ini.

Daripada David memborbardirnya dengan bermacam pertanyaan hal yang kepo, Ara memilih kabur sekarang takut ketahuan oleh Fauzan, dan David pun langsung berlari mengikuti Ara.

"Raa tunggu" teriak David sambil menarik tas gemblok bunga2 nya dengan sigap.
"Aaahh elo apaan sih gatau apa orang lagi...."
"Lagi apa raa ?"
"Lagi...kepooo mau tau aja lo emang ada apaan sih gue lg buru2 nih"
"Gapapa gue cuma mau tanya laporan hari ini udah selesai belum gue mau liat. Emang ada hal lebih penting dari pd ini ? Tanya David sang editor penasaran.
"Iyaa ini lg gue kerjain tp bentar ada sesuatu yg harus gue urus, kalo ini ga kelar bisa ga fokus gue ngerjain laporannya, lo mau hasilnya asal2an hahh?"
"Woilah galak amat neng iyee iyee maap yauda gih selesaiin dulu urusan lu awas gue tunggu siang ini yaa HARUS SELESAI"
"Iyee selow in syaa Allah selesai bantu doa aja yaa byee"
"Eh bentar emng urusannya apa sih?" Selidik David
"Mau tau ? Kepoooo" Iseng Ara tertawa sambil berlari takut di tahan David lagi.

"Gue harus ketemu Faris pokonya harus bisa gawat kalo udh dibaca dan...aaaa jgn pikir yg ga ga dulu" batin Ara dengan panik sambil sesekali menenangkan hati

Di taman.
Sambil tersenyum2 sumringah dengan detak jantung yg tak beraturan Faris membaca tulisan Ara dengan seksama.
"Hahh Ara setiap aku membaca tulisan mu semakin aku ingin bilang pada mu bahwa aku jg merasakan hal yg sama" Faris berbicara sendiri di taman yg asri dan sepi.
"Yaa sepertinya harus, hari ini aku akan berbicara dengan Ara, harus !"
Dan bergegaslah Faris mencari Ara.

Di lorong kantor.
"Faris..."
"Ara..."
Sapa Faris dan Ara berbarengan ketika tidak sengaja bertemu di lorong.
Dengan napas terengal2 karna sudah jalan cepat Ara memberitahukan bahwa ingin menjelaskan sesuatu.

"Sama gue jg ra.. tp ladies first silahkan lo dulu yg ngomong" jawab faris dengan tersenyum memikirkan bahwa yg akan di bicarakan Ara sama dengan apa yg ingin Faris sampaikan.
"Sebelumnya maaf bgt yaa gue mau nanya kertas burung td masih ada di lo ? Terus udh lo baca ? Aduuh gmn yaa jelasinnya gue jd binggung nih hehe"
"Santai raa santai lo atur napas lo dulu hehe"
"Huhh hahh gini, Faris itu tulisan gue burungnya salah mendarat maaf bgt tulisan itu bukan buat lo" terang Ara sambil malu2 dengan suara kecil karna merasa ga enak sama Faris.

Seperti disambar petir hati Faris retak seketika seperti kaku tiba2 tidak bisa berbicara.
"Ris.."
"Eh raa sorry..iyaa ini yg mau gue omongin gue kan tau yg suka buat kaya gini nih elo, makanya mau gue balikin sekalian mauu ciiiee in, ciiee buat siapa nih raa bagus jg tulisan lo hehe" Jawab Faris sambil nyerahin kertas burungnya
"Sorry yaa gue lancang baca duluan sebelum sampe ke orang yg pasti hehe" sambung Faris lg.
"Hehe iyaa gpp sorry yaa lo ga baper kann? Haha suatu saat nanti akan ada kok cewe yg nulis kaya gini buat lo hehe"
"Haha baperrr ? Yaa gaa lahh gila kali, yaudah yaa gue cabut duluan ada yg mau gue kerjain dah raa" ucap Faris memotong karna takut ketahuan Ara.

Di cafe kantor lantai atas.
"Wey bro ngapa lo bengong gitu" sapa Fauzan yg tiba2 muncul menghamburkan lamunan Faris.
"Heehh elo zan, gak kok gpp gue cuma lagi mikirin sesuatu aja"
"Apaan? Mungkin gue bisa bantu?"
"Hahh gak kok gpp"
"Apaansih... lo ga biasanya selow aja kali knp? cerita lah kepo nih gue"
"Gpp cuma lg kepikiran sesuatu"
"Yaa apaa" Sahut Fauzan dengan penasaran.
"Heemm...gimana nih jd lo, kalo lo suka sama seseorang yg udah lama lo kira doi suka sama lo jg, lama lo pendem rasa bahwa doi suka sama lo, sampe suatu saat doi sendiri yg dengan ga sengaja nyatain kalo yg dia suka ternyata bukan lo, ada cowo lain yg ternyata mungkin sahabat lo sendiri yg doi suka. Apa yg akan lo lakuin karna udh suka dan sayang sama doi?" Jelas Faris merasa percaya dan yakin menceritakan ini ke Fauzan.
"Heemm kalo gue jd lo yaa gue pertahanin lahh masa cuma gara2 salah alamat gue lupain perasaan gue ya ga segampang itu lah. Emng knp bro lo lg kaya gitu? Selidik Fauzan.
"Hahh yaa gaa laah bukan temen gue nanya ke gue dan gue binggung jawabannya tp gue sependapat sih sama lo hehe kita emng jo..doohh zan haha"
"Isshh amitt amiit lo kalo stress jgn ajak2 gue haha" canda Fauzan dan Faris tertawa bersama.

Di ruangan Faris.
"Fauzan bener, gue harus pertahanin perasaan gue, paling ga dia harus tau apa yg gue rasain slama ini, dan gue akan usahain deket dulu sama Ara, yaa mungkin saja memang ini takdir dari Allah, mempertemukan kita dengan cara yang tak terduga" batin Faris bersemangat.

By : Andi Indah P




Note:
Ini adalah challenge group menulis One Week One Paper (OWOP).


Temanya adalah "The last word, an early story", dimana member lain yang mendapatkan urutan selanjutnya, meneruskan cerita menggunakan kata terakhir dari cerita sebelumnya.


Next Episode : Episode 6

0 comments:

Post a Comment

Happy Apple